Rabu 10 Oct 2018 10:17 WIB

Polusi Suara dan Beragam Bahayanya Bagi Kesehatan

WHO mengeluarkan pedoman batasan suara untuk kesehatan masyarakat

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suara Bising di Telinga
Foto: corbis.com
Suara Bising di Telinga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan salah satu bahaya lingkungan terbesar bagi kesehatan kebisingan. Paparan tingkat kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi tekanan darah, hipertensi dan penyakit jantung.

Pengaruh tingkat kebisingan tinggi pada tekanan darah, hipertensi dan penyakit jantung ini dapat memicu terjadinya masalah yang lebih serius seperti serangan jantung dan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Tingkat kebisingan tinggi juga diketahui dapat mempengaruhi kognisi dan kesehatan anak-anak.

Melihat kekhawatiran ini, WHO mengeluarkan rekomendasi baru. WHO mendorong agar rerata tingkat kebisingan di lalu lintas berada di bawah 53 desibel. Batas rekomendasi ini setara dengan mendengar mesin pencuci piring dari ruangan sebelah. Pada malam hari, WHO merekomendasikan agar tingkat kebisingan lalu lintas diturunkan menjadi 45 desibel.

WHO juga mengeluarkan rekomendasi untuk kereta api, pesawat terbang hingga turbin angin. Batas yang direkomendasikan WHO untuk ketiga hal ini adalah 44-54 desibel, tergantung sumber kebisingan. Di malam hari, kebisingan pesawat perlu dibatasi hingga di bawah 40 desibel.

WHO pun menyoroti sumber kebisingan yang berasal dari suara-suara hiburan seperti musik pada klub malam, kelas fitness, acara olahraga, konser maupun musik yang diputar melalui perangkat elektronik pribadi seperti ponsel. Menurut WHO, suara-suara hiburan ini perlu dibatasi agar tidak melebihi 70 desibel.

Rekomendasi ini pada dasarnya dikeluarkan WHO untuk Eropa karena satu dari lima orang Eropa terpapar tingkat kebisingan yang secara signifikan dapat membahayakan kesehatan setiap hari. Namun tak ada salahnya jika negara-negara lain mulai memberi perhatian lebih terkait masalah polusi suara atau tingkat kebisingan ini.

"Saya menyambut baik pedoman baru WHO ini karena pedoman ini membawa dampak paparan kebisingan terhadap manusia ke permukaan," jelas profesor di bidang bilogi sel dan direktur dari UCL Ear Institute Jonathan Gale seperti dilansir CNN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement