REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keterlibatan aktif lima unsur pentahelix (Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah dan Media) dalam menggali potensi pariwisata dan mengembangkannya menjadi satu destinasi yang memiliki daya tarik menarik minat wisatawan sangat dibutuhkan. Termasuk didalamnya adalah komunitas (masyarakat) yang bersentuhan langsung dengan potensi atau destinasi, baik yang bersifat wisata alam, budaya dan buatan.
"Kementerian pariwisata tentunya mendukung ide-ide dari masyarakat atau community sebagai salah satu unsur dalam pentahelix pariwisata dalam menggali satu potensi dan mengembangkannya menjadi destinasi pariwisata," ujar Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti, dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/10).
Hal itu terkait ide atau kreatifitas yang dikembangkan masyarakat Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur, dalam mengembangkan potensi Desa Tulakadi menjadi destinasi pariwisata. Desa Tulakadi, yang berada di Kecamatan Tasifeto, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata.
Letaknya strategis, berada di jalur utama dari Atambua ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain yang menjadi salah satu pintu masuk terbesar wisatawan dan masyarakat dari Timor Leste.
Desa Tulakadi yang berada di ketinggian ini juga memiliki area pandang luas ke penjuru Kabupaten Belu. Dari Desa Tulakadi, siapapun yang berkunjung dapat melihat bagaimana keindahan alam Nusa Tenggara Timur dengan hamparan rumah khas masyarakat setempat dan keramahan para warga.
Maka tak ayal, masyarakat Desa Tulakadi sejak setahun terakhir dengan semangat membangun desanya untuk menjadi salah satu destinasi wisata.
Saat ini, oleh masyarakat setempat yang didukung Kepala Desa, telah berdiri sejumlah spot-spot instagrammable yang bisa dimanfaatkan wisatawan yang berkunjung untuk berfoto dengan latar keindahan alam di Belu.
Selain itu, Desa Tulakadi juga punya satu daya tarik besar. Yakni keberadaan Pohon Asam besar nan rindang, yang oleh warga setempat disebut sebagai Pohon Asam Jokowi.