Rabu 03 Oct 2018 07:25 WIB

6 Cara Rumahan Bantu Turunkan Risiko Demensia

Mengelola stres merupakan salah satu cara efektif menghindari penurunan fungsi otak.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Demensia
Foto: pixabay
Ilustrasi Demensia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demensia merupakan sindrom yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak. World Health Organization memperkirakan ada hampir 7,7 juta kasus demensia baru setiap tahun. Satu kasus baru bahkan terdiagnosis setiap empat detik.

Hingga saat ini, demensia tidak dapat disembuhkan. Meski begitu, setidaknya ada enam hal yang bisa dilakukan dari rumah untuk menurunkan risiko demensia. Berikut ini adalah keenam cara tersebut seperti dilansir Express.

Tingkatkan Nutrisi

Terapis nutrisi Clare Daley mengungkapkan bahwa risiko demensia bisa diturunkan melalui pengaturan pola makan. Salah satu yang dianjurkan Daley adalah mengonsumsi lebih banyak makanan rendah gula dan karbohidrat berzat tepung secukupnya saja.

Daley juga menyarankan konsumsi sayuran dan makanan yang mengandung lemak sehat. Beberapa contohnya adalah sayuran berdaun hijau, alpukat dan kacang-kacangan. "Nutrisi merupakan hal yang penting bagi kesehatan kognitif," jelas Daley.

Perbaiki Kesehatan Usus

Kesehatan usus yang buruk dapat menyebabkan inflamasi. Seperti diketahui, inflamasi merupakan salah satu kondisi kesehatan kronis yang berkaitan dengan penurunan kognitif.

Kesehatan usus bisa ditingkatkan melalui konsumsi lebih banyak sayuran berdaun hijau, chicory, apel, minyak zaitun dan cokelat hitam. Selain itu, Daley juga menyarankan asupan serat untuk memperbaiki kesehatan usus.

Jauhi Stres

Merasa stres terus-menerus dapat membunuh sel-sel otak dan meningkatkan risiko penurunan kognitif. Salah satu cara untuk mengendalikan dan mengurangi stres adalah melalui olahraga.

Ada beragam olahraga yang diyakini dapat mengurangi stres, salah satunya adalah yoga. Stres juga bisa diperbaiki melalui meditasi, mindfulness, pijatan, teknik bernapas, berkebun, membaca, mendengarkan musik hingga menuliskan jurnal bahagia.

"Ketika kita bisa mengendalikan stres secara efektif, kita akan melihat perbaikan dalam tidur, energi, kesabaran, ketahanan, fokus dan daya ingat kita," papar Daley.

Tidur Cukup

Kesehatan otak sangat bergantung pada kualitas tidur di malam hari. Tidur sangat penting karena sel-sel otak melakukan detoksifikasi dan pembersihan di waktu tidur.

Daley mengatakan hormon yang bertanggungjawab untuk tidur yang tenang adalah melatonin. Produksi melatonin, lanjut Daley, akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini membuat orang tua cenderung sulit untuk mempertahankan tidur berkualitas yang cukup di malam hari.

Untuk memperbaikinya, Daley menyarankan agar jadwal tidur selalu diterapkan di jam yang sama setiap hari. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat, olahraga teratur dan menjauhi paparan layar elektronik sebelum tidur juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.

Olahraga Teratur

Daley mengatakan olahraga teratur juga menjadi kunci penting dalam menurunkan risiko demensia. Terus bergerak aktif dapat meningkatkan aliran darah di otak yang kemudian meningkatkan jumlah oksigen yang diterima otak.

Salah satu jenis olaharga yang disarankan adalah olaharaga aerobik. Daley mengatakan olaharaga aerobik dapat melindungi otak dari kerusakan sekaligus menstimulasi produksi sel otak baru yang berkaitan dengan daya ingat dan emosi. "Sel-sel ini umumnya rusak karena penuaan dan penyakit," lanjut Daley.

Latihan Otak

Melatih otak dengan beberapa tantangan memungkinkan terciptakan koneksi-koneksi baru di dalam otak. Beberapa cara untuk melatih otak adalah dengan membaca, menulis serta memainkan gim. Memasak dengan resep baru juga diketahui dapat menurunkan risiko demensia.

"Semakin banyak aktivitas yang Anda lakukan, semakin banyak Anda akan menstimulasi otak dari berbagai cara," ungkap Daley.

Kunci terpenting yang harus diperhatikan adalah memilih aktivitas yang memang dinikmati dan disukai. Dengan begitu, aktivitas tersebut bisa dilakukan secara berkesinambungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement