Rabu 26 Sep 2018 18:43 WIB

Islamic Book Fair 2019 Diminati Peserta

Dari 320 stan, lebih dari 80 persen sudah dipesan.

Rep: Syahruddin El-Fikri / Red: Irwan Kelana
Sejumlah pengunjung saat menghadiri Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (22/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengunjung saat menghadiri Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islamic Book Fair (IBF) 2019 yang akan berlangsung pada 27 Februari-3 Maret 2019 mendatang di Jakarta Convention Center (JCC), diminati para peserta. Hal itu terlihat dari tingkat partisipasi calon peserta yang mendaftar saat pemilihan stan (booth) untuk pameran buku-buku Islam tersebut.

“Lebih dari 80 persen, stan yang ditawarkan kepada calon peserta pameran sudah habis terjual,” kata Ketua Panitia IBF 2019, M  Anis Baswedan, kepada Republika.co.id di sela-sela peluncuran IBF 2019 bertempat di Gedung Pegadaian, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (26/9).

Anis menjelaskan, dari 320 stan yang ditawarkan kepada calon peserta yang berasal dari penerbit dan nonpenerbit (penyedia multiproduk), 256 stan sudah diambil oleh peserta. “Pada penyelenggaraan IBF 2019, panitia penyelenggara menyediakan sekitar 320 stan di Hall A dan B JCC. Stan-stan tersebut berlokasi di ruang Mekkah (138 stan), Arafah (17 stan), dan Madinah (165 stan, meliputi lokasi stan Shafa dan Marwah),” papar Anis.

Direktur Akbar Media ini menambahkan, pihaknya optimistis seluruh stan akan habis menjelang penyelenggaraan IBF 2019 nanti. “Biasanya, beberapa waktu menjelang penyelenggaraan IBF, seluruh stan terjual semua,” ujarnya.

Beberapa penerbit buku yang sudah mengambil stan di ajang IBF antara lain Pustaka Imam Syafei (11 stan), Republika (10 stan), Qultum Media (10 stan), Sygma (9 stan), serta  Mizan, Al-Kautsar, Cordova dan Pro-U (masing-masing 8 stan). Sementara itu,  Gema Insani Press, Gramedia, Prenada, Agro Media, Al-Mawardi Prima, Erlangga, dan beberapa penerbit lain juga sudah memilih lokasi strategis pada penyelenggaraan IBF 2019 nanti.

Ditambahkannya, beberapa sponsor juga sudah dilakukan penjajakan untuk bergandengan tangan menyukseskan pameran buku Islam terbesar di Asia tersebut. “Baik dari kalangan perbankan, jasa logistik, asuransi atau lembaga keuangan, maupun berbagai perusahaan lainnya,” tutur Anis.

Midnight sale

Anis mengatakan, ada sejumlah hal baru pada penyelenggaraan IBF 2019 nanti. Di antaranya, kata dia,  pameran akan dibuka pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. “Dan khusus untuk Jumat dan Sabtu akan digelar midnight sale. Pameran dibuka dari pukul 09.00 hingga pukul 23.00,” ujarnya.

Hal tersebut dilakukan karena banyaknya permintaan agar pameran diselenggarakan lebih panjang. “Setelah kami konsultasikan dan koordinasikan dengan pihak pengelola JCC, mereka merestui hal itu. Sehingga,  saat kami tawarkan kepada peserta, ternyata mereka menyambut baik hal ini. Alhamdulillah,” kata Anis.

Selain itu, lanjut Anis, pihaknya juga akan membuka kembali Halal Food Court. “Lokasinya berada di bagian belakang Hall B,” ujarnya.

Untuk mengurangi kepadatan dan memudahkan area masuk pameran, pihaknya akan menambah loket tambahan. “Tambahan untuk ticket box ini kami tempatkan di depan Pre-Function Hall B. Sedangkan yang sebelumnya hanya di depan Pre-Function Hall A. Jadi nantinya ada dua ticket box,”  tuturnya.

Di samping hal di atas, agenda lainnya, ungkap Anis, adalah kegiatan CSR atau Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial  perusahaan). Pihaknya bekerja sama dengan kementerian terkait seperti Kemendikbud, Kemendes PDT, Kemenkominfo, serta sejumlah lembaga lainnya untuk kegiatan CSR ini.

“Saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang memerlukan buku. Program CSR yang kami selenggarakan ini diharapkan mampu membantu mengatasi kebutuhan buku tersebut,” ujar Anis.

Hal senada juga disampaikan Ketua Ikapi DKI Jakarta, Hikmat Kurnia. Menurut Hikmat, kebutuhan akan buku sangat mendesak dalam mewujudkan bebas buta aksara. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan sebagaimana disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy saat peringatan Hari Aksara Internasional pada 8 September 2018 lalu, jumlah penduduk Indonesia yang mengalami buta aksara sebanyak 3,4 juta orang.

Jumlah tersebut mencakup  sekitar 2,07 persen dari total penduduk Indonesia yang berusia 15-59 tahun. “Dengan bantuan buku yang kini sedang kami galang, semoga bisa membantu mengurangi tingkat buta huruf ini,” kata Hikmat Kurnia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement