Ahad 23 Sep 2018 14:13 WIB

Batik Klungsu Disambut Antusias Masyarakat Fukuoka

Batik klungsu merupakan teknik membatik dengan lilin dingin dari asam jawa.

Rep: Priyantono Oemar/ Red: Indira Rezkisari
Suasana lokalatih metode batik dingin di Fukuoka, Jepang.
Foto: dok komunitas 22 ibu
Suasana lokalatih metode batik dingin di Fukuoka, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkat Niken Apriani, Komunitas 22 Ibu mempunyai ikon. Di berbagai forum, Komunitas 22 Ibu selalu memperkenalkan teknik batik lilin dingin menggunakan bubuk klungsu (biji asam jawa). Niken, guru SMPN 3 Cimahi, yang mula pertama memperkenalkan teknik ini.

Pada 4-12 September, Komunitas 22 Ibu memperkenalkan teknik batik dingin ini ke masyarakat Fukuoka, Jepang. Lokalatih metode batik dingin ini ternyata mampu menyedot perhatian pengunjung Fukuoka Art Exhibition.

‘’Semula, jadwalnya hanya satu kali sesi workshop, akhirnya workshop dilaksanakan tiga kali,’’ ujar Nurul Primayanti, anggota Komunitas 22 Ibu yang juga dosen Desain Produk Podomoro University Jakarta itu, sepulang dari Fukuoka, beberapa waktu lalu kepada Republika.co.id.

Komunitas 22 Ibu dibentuk setelah mereka mengadakan pameran pada 21 April 2013 dan 22 Desember 2013. Ada 60 anggota, terdiri dari dosen, guru, desainer, pengusaha, dan seniman,yang bergabung di dalamnya. Mereka berasal dari lintas institusi dan lintas generasi. Dari yang termuda berusia 23 tahun, hingga yang tertua berusia 70 tahun.

Nurul adalah salah satu dari empat anggota Komunitas 22 Ibu yang berangkat ke Jepang. Selain Nurul ada Ariesa Pandanwangi dari Universitas Kristen Maranatha Bandung, Gilang Cempaka dari Universitas Paramadina Jakarta, dan Rina Mariana dari SMPN 1 Ngampah Kabupaten Bandung dan Sekolah Tinggi Teknik Bandung. Mereka diundang Galeri Tiempo Ibero Americano di Fukuoka.

Nurul menjelaskan, antusiasme peserta lokalatih tak terbendung oleh hujan sekalipun. Mereka tetap datang ke lokalatih kendati hari sedang hujan. ‘’Kehadiran Indonesia dianggap paling serius dari tampilan baju daerah yang dikenakan,’’ ujar Nurul.

Di pameran itu, selain seniman Indonesia, ikut pula berpameran seniman dari Spanyol, Portugal, Hawai. Delegasi Indonesia yang diwakili Komunitas 22 Ibu, kata Nurul, mendapat lima sertifikat kegiatan yang diikuti. Yaitu lokalatih lukis Jepang menggunakan batu, lokalatih bokusho, pelatih metode batik dingin, peserta pameran, dan peserta dalam presentasi terapi seni untuk kanker.

Indonesia juga berbangga karena buku portofolio yang disusun dijadikan standar oleh Elida Maria Matsumoto untuk kegiatan selanjutnya. Dalam kesempatan di Fukuoka itu, Komunitas 22 Ibu menyerahkan suvenir dua sarung tenun untuk dua peserta terbaik lokalatih batik dingin dan suvenir untuk Elida berupa batik motif megamendung, sarung tenun, buku potrtofolio, dan gantungan kunci.

Dalam paparan lokalatih batik dingin, Nurul menjelaskan cara membuat adonan bubuk klungsu dan cara mengunakan adonan itu untuk melukis di atas kain. Nurul melengkapi dirinya dengan kostum batik dan kebaya. Sehingga semakin menarik minat peserta dari Jepang.

Adonan bubuk klungsu yang sudah menjadi pasta itu dipakai sebagai pengganti malam panas yang ditaruh di canting. Pasta dari klungsu yang tak perlu dipanaskan itu dipakai sebagai penghalang, seperti halnya malam panas dalam proses membatik secara tradisional. "Material lilin dingin ini berupa adonan dari bubuk biji asam jawa ditambah sedikit mentega atau margarine," ujar Ariesa Pandanwangi, April lalu.

Ariesa menjelaskan, proses pembuatan adonan yang disebut gutha tamarin itu dengan cara menumbuk daging biji asam jawa. Bubuk itu setelah diberi mentega atau margarine, kemudian dituangi air panas, lantas diaduk hingga merata. Baru kemudian diberi air dingin diaduk lagi hingga kalis.

Setelah didiamkan semalam, adonan biji asam jawa ini siap untuk digunakan sebagai perintang warna sekaligus pengganti malam panas dalam proses pembatikan. Untuk menuangkan adonan di kain, digunakan contong plastik yang ujungnya dibuat lubang kecil.

Karena fungsinya sebagai perintang, maka penuangan gutha dari contong plastik ke kain tidak boleh terputus. Untuk mengeringkannya, bisa diangin-anginkan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement