Selasa 18 Sep 2018 12:27 WIB

Anak Diajarkan Agama Sejak Dini Cenderung Bermental Sehat

Anak yang diajarkan berdoa juga bisa menjaga emosi dan tak terkena PMS.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah anak mengikuti latihan shalat Duha di Taman Pendidikan Anak (TPA) Islamic Centre, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (17/6). Latihan shalat dan rukun shalat serta berdoa usai melaksanakan shalat itu guna membentuk ketelatenan beribadah dan pembekalan agama sejak dini.
Foto: Antara/Rahmad
Sejumlah anak mengikuti latihan shalat Duha di Taman Pendidikan Anak (TPA) Islamic Centre, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (17/6). Latihan shalat dan rukun shalat serta berdoa usai melaksanakan shalat itu guna membentuk ketelatenan beribadah dan pembekalan agama sejak dini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru dari TH Harvard Chan School of Public Health menemukan anak-anak dan remaja yang dibesarkan dengan pelayanan keagamaan atau spriritual cenderung memiliki kesehatan dan kesehatan mental yang lebih baik. Hal itu terjadi seiring bertambahnya usia mereka.

Penelitian yang dipublikasikan pekan lalu di American Journal of Epidemiology menemukan orang-orang yang berdoa atau beribadah pada saat mereka sendiri juga menuai manfaat yang sama. Termasuk risiko penyalahgunaan zat dan depresi yang lebih rendah.

Tim ini melihat data dari 5.000 orang yang mengambil bagian dalam Studi Kesehatan Perawat jangka panjang II dan Growing Up Today Study generasi mendatang. Mereka tertarik pada apakah frekuensi seorang anak atau remaja menghadiri layanan keagamaan dengan orang tua mereka atau berdoa sendiri berkorelasi dengan kesehatan dan kesehatan mental mereka ketika tumbuh menjadi usia 20-an. 

Mereka mengambil objek penelitian dan mengikuti perkembangan anak muda dari delapan hingga 14 tahun. Ternyata, mereka yang menghadiri layanan keagamaan setidaknya sekali sepekan sekitar 18 persen lebih cenderung bahagia di usia 20-an daripada mereka yang tidak menghadiri layanan. Mereka juga hampir 30 persen lebih mungkin melakukan pekerjaan sukarela dan 33 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan narkoba di usia 20-an.

Sementara itu, yang menarik bukan hanya tentang seberapa banyak seseorang pergi ke layanan. Akan tetapi, sebanyak tentang seberapa mereka berdoa atau beribadah di zaman mereka sendiri.

Mereka yang berdoa atau beribadah setiap hari memiliki kepuasan hidup yang lebih, lebih mampu memproses emosi, dan lebih memaafkan dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah berdoa atau beribadah. Mereka juga cenderung tidak berhubungan seks pada usia yang lebih dini dan memiliki penyakit menular seksual.

“Temuan ini penting untuk pemahaman kita tentang kesehatan dan pemahaman kita tentang praktik pengasukan,” kata penulis studi Ying Chen, seperti yang dilansir dari Forbes, Selasa (18/9).

“Banyak anak-anak dibesarkan secara religius dan penelitian kami menunjukkan hal ini dapat memengaruhi perilaku kesehatan, kesehatan mental, kesejahteraan mereka secara keseluruhan,” ujarnya lagi.

Penelitian ini mengisyaratkan kita mungkin perlu meluangkan sedikit waktu berdoa atau beribadah. Beberapa kebiasaan dasar yang telah dilakukan manusia selama ribuan tahun (berdoa atau bermeditasi) mungkin sebenarnya memiliki lebih banyak nilai daripada yang cenderung kita pikirkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement