Senin 10 Sep 2018 06:15 WIB

Berjalan Kurangi Risiko Gagal Jantung Wanita Lanjut Usia

Banyaknya aktivitas fisik berhubungan dengan semakin rendahnya risiko gagal jantung

Rep: Christiyaningsih/ Red: Esthi Maharani
Banyak berjalan kaki memiliki manfaat besar bagi kesehatan.
Foto: Pixabay/StockSnap
Banyak berjalan kaki memiliki manfaat besar bagi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wanita berusia lanjut yang rutin berolah raga punya risiko lebih kecil terkena gagal jantung. Studi dari University of Buffallo New York membuktikan hal itu setelah meneliti data dari 137 ribu wanita yang sudah tidak lagi mengalami menstruasi.

Para wanita yang diteliti tersebut berusia antara 50 sampai 79 tahun. Lebih dari sepertiganya punya tekanan darah tinggi. Akan tetapi beberapa di antaranya juga punya faktor risiko lain seperti diabetes atau kebiasaan merokok.

Setelah 14 tahun berlalu, sebanyak 2.523 wanita mengalami gagal jantung. Dibandingkan dengan mereka yang tidak berolah raga sama sekali, wanita yang melakukan aktivitas fisik 11 persen lebih rendah berpotensi gagal jantung. Responden dengan aktivitas paling banyak diketahui 35 persen lebih rendah terkena gagal jantung.

"Temuan kami menunjukkan dengan jelas bahwa banyaknya aktivitas fisik berhubungan dengan semakin rendahnya risiko gagal jantung," kata ketua tim studi Michael LaMonte dilansir dari Reuters.

Pada kasus gagal jantung, otot jantung terlalu lemah untuk bisa memompa darah ke seluruh tubuh. Tanda-tanda gagal jantung antara lain kelelahan, kenaikan berat badan karena pasokan cairan, napas pendek, serta batuk-batuk. Pemberian obat-obatan bisa membantu menguatkan jantung dan meminimalkan penumpukan cairan.

Kaum wanita lanjut usia tak perlu mencari olah raga yang berat. Berjalan, aktivitas fisik yang paling sederhana, rupanya berdampak sama baiknya sebagaimana olah raga yang lebih menguras tenaga.

"Ini adalah temuan besar. Sehari-hari sebagian besar orang dewasa mampu berjalan. Sering-seringlah berjalan sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari karena dapat berfungsi seperti olah raga," ungkap LaMonte.

Trine Moholdt, peneliti di Norwegian University of Science and Technology menyatakan hasil studi itu menunjukkan tidak ada kata terlambat untuk berolah raga. "Aktivitas fisik atau olah raga dalam jumlah tinggi akan lebih menjaga tubuh. Akan tetapi aktivitas fisik yang rendah pun lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali," terang Moholdt.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement