Selasa 04 Sep 2018 08:48 WIB

Studi: Menyusui Kurangi Risiko Stroke

Menyusui juga sebelumnya disebut mengurangi risiko kanker payudara dan diabetes.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Wanita menggendong bayi, wanita menyusui
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wanita menggendong bayi, wanita menyusui

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga ibu. Penelitian terbaru di Journal of American Heart Association menyebutkan menyusui mengurangi risiko stroke.

"Beberapa penelitian terdahulu telah melaporkan menyusui mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan diabetes tipe-2 pada ibu. Temuan terbaru kami menunjukkan menyusui mengurangi risiko ibu terkena penyakit jantung dan kardiovaskular lainnya," kata penulis utama studi dari University of Kansas School of Medicine-Wichita, Lisette T Jacobson, dilansir dari Science Daily, Selasa (4/9).

Peneliti menganalisis data 80.191 partisipan dalam studi nasional, Women's Health Initiative. Partisipan yang merupakan wanita dalam penelitian ini setidaknya pernah melahirkan satu kali dan 58 persen dan 51 persen memberi ASI eksklusif hingga enam bulan.

Sisanya 22 persen menyusui sampai bayi berusia satu tahun, dan 27 persen menyusui sampai 13 bulan. Usia rata-rata peserta adalah 63,7 tahun. Setelah menyesuaikan faktor risiko stroke, seperti usia dan riwayat keluarga, peneliti menemukan rata-rata ibu menyusui 23 persen lebih rendah terkena stroke. Lama usia menyusui juga mengurangi faktor risiko lebih besar.

"Jika Anda sedang hamil, pertimbangkan menyusui langsung setelah melahirkan, setidaknya enam bulan pertama demi manfaat optimal bagi Anda dan bayi," kata Jacobson.

Perlu diperhatikan, studi ini masih bersifat observasional. Para ahli belum menelusuri kaitan lebih ilmiah antara menyusui dan berkurangnya risiko stroke.

Selain itu, menyusui dinilai hanya satu dari banyak faktor melindungi tubuh dari stroke. Faktor lainnya termasuk olah raga cukup, makan makanan sehat, tidak merokok, menjaga tekanan darah, kolesterol, dan gula darah tetap dalam kisaran normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement