Senin 03 Sep 2018 13:38 WIB

Duduk Berjam-jam tak Baik untuk Kesehatan Otak

Berjalan atau bergerak setelah duduk 30 menit bisa jadi cara jaga otak tetap sehat.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Wanita di belakang meja kerjanya.
Foto: Goodfreephotos
Wanita di belakang meja kerjanya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duduk berjam-jam tanpa diselingi pergerakan dapat memperlambat aliran darah ke otak. Temuan itu diperoleh dari hasil studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Physiology pada Juni silam.

Channel News Asia yang mengutip New York Times menyebut risiko kesehatan yang mengintai ketika duduk berjam-jam antara lain penyakit neurodegeneratif termasuk demensia. Akan tetapi, risiko itu bisa dihindari dengan mengambil jeda berjalan-jalan selama dua menit setiap kita duduk selama setengah jam.

Sel-sel di otak membutuhkan oksigen dan nutrisi yang dibawa melalui aliran darah. Karena pentingnya proses tersebut, otak secara otomatis mengatur regulasi aliran darah serta melacak variasi sinyal fisiologis. Termasuk di dalamnya melacak level karbon dioksida dalam darah untuk menjaga ringkat aliran darah di dalam pembuluh yang sempit.

Kesimpulan tersebut diketahui setelah para ilmuwan di Liverpool John Moores Uniblversity melakukan percobaan pada 15 orang responden pria dan wanita. Para responden adalah pekerja kantoran yang terbiasa duduk berjam-jam selama bekerja. Peneliti memasang ikat kepala khusus untuk mendeteksi aliran darah di cerebral arteri. Cerebral arteri adalah saluran utama yang memasok darah ke otak.

Napas para responden juga diukur menggunakan masker untuk mengecek kadar karbon dioksida. Sehingga, ilmuwan bisa melihat apakah level karbon dioksida berpengaruh terhadap laju aliran darah ke otak. Setelah itu responden diminta duduk selama empat jam tanpa berdiri kecuali jika ingin ke toilet yang letaknya tak jauh.

Pada kesempatan lain, seluruh responden diminta berdiri dan berjalan di treadmill setiap duduk selama setengah jam. Mereka berjalan di treadmill berkecepatan dua mil per jam. Mereka berjalan di treadmill selama dua menit lalu kembali lagi ke kursinya. Pada sesi terakhir, para responden diminta berdiri dari kursinya setiap dua jam sekali dan berjalan di treadmill selama delapan menit.

Sophie Carter selaku ketua tim peneliti mengatakan laju aliran darah ke otak ternyata tidak dipengaruhi secara signifikan oleh kadar karbon dioksida. Akan tetapi, aliran tersebut dipengaruhi pergerakan ketika duduk. "Berjalan selama dua menit setiap setengah jam sekali adalah yang paling ampuh mencegah perlambatan aliran darah ke otak," kata Sophie.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar selalu berdiri setiap duduk selama setengah jam. Sophie mengatakan berjalan-jalan di lorong kantor atau sekadar pergi ke kamar kecil selama dua menit akan membantu menjaga kesehatan otak kita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement