REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi dan pencipta lagu Andien mengatakan Warna-warna, single kelima dari album metamorfosa menyimpan cerita yang begitu dalam. Penyanyi bernama lengkap Andini Aisyah Haryadi mengungkapkan lagu ini terinspirasi dari lagu anak-anak “pelangi-pelangi” dan persembahan khusus bagi mereka,“the specials”.
Ia menceritakan bagaimana pandangannya terhadap sebuah pelangi ketika masih kecil dan dewasa memiliki perspektif yang berbeda. Begitu juga dengan pandangan orang lain, pasti punya perspektif yang berbeda-beda pula. “Walaupun dengan objek yang sama kita bisa punya perspektif yang berbeda, itu sebenarnya pesan dari lagu ini,” ujar Andien konferensi pers di Dia.Lo.Gue Art Space, Jl. Kemang Selatan No 99A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (28/8).
Membahas orang-orang “spesial” ini, Andien pertama kali bertemu saat berkunjung ke Art Therapy Center (ATC) Widyatama yang merupakan lembaga pendidikan kesenian bagi anak berkebutuhan khusus di Bandung. Anak-anak disabilitas ini dikatakan spesial karena mereka memiliki perspektif yang berbeda dengan orang biasa pada umumnya.
Penyanyi jazz ini berbagi bagaimana mereka menggambarkan tomat yang seharusnya berbentuk bulat dan berwarna merah, dilukiskan berwarna ungu dan tidak karuan. Bukan karena tidak berbakat, namun mereka memiliki perspektif yang berbeda.
Inilah alasan Andien mencurahkan lagu warna-warna bagi mereka yang perspektifnya pantas untuk dilihat dan didengar oleh dunia. Tidak berhenti sampai di situ, Andien juga berkolaborasi dengan ATC Widyatama untuk membuat Pameran Warna-Warna, yang menjadi salah satu rangkaian acara dari peluncuran single “Warna-Warna”.
Tujuannya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Ia berharap melalui kegiatan ini tidak hanya menerima apresiasi dari masyarakat, namun juga meningkatkan kesadaran akan kesempatan kerja bagi penyandang difabel.
Dimana mereka dapat bersaing dengan desainer-desainer lain dan diberi kesempatan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan. “Mereka sama seperti kita, hanya memiliki kemampuan yang berbeda,” ungkap Andien.
Triawan Munaf selaku Kepala Badan Ekonomi Kreatif yang juga menyempatkan hadir juga mengungkapkan hal demikian. Menurutnya lukisan dari anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa menjadi industri kreatif yang menjanjikan. Karena selera masyarakat kian berubah. Ia jugasangat mendukung kegiatan ini dan mengatakan “Being normal is boring,”.
Pameran Warna-Warna akan berlangsung dari 29 Agustus hingga 9 September. Tidak hanya sekedar pameran untuk mempublikasikan karya-karya siswa-siswi ATC Widyatama saja. Pada 1 September juga akan diadakan talkshow dengan orang tua untuk berbagi informasi bahwa ekosistem untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia sudah memadai.