REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kreativitas bukan hanya sekadar menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasi. Kreativitas di masa kini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berpartisipasi dalam pasar kreatif.
KRAFBINA (Kreatif Bangsa Indonesia) sengaja didirikan oleh Yayasan Kreatif Bangsa Indonesia dengan tujuan untuk membangun dan meningkatkan nilai jual hasil produk industri kreatif di Indonesia. Menurut ketua KRAFBINA, Luwi Saluadji Purboningrat, komunitas penggiat industri kreatif mengimplementasikan kreativitas secara langsung.
"Pertama kita bikin acara. Acaranya kita sebut "Creative art, Fashion and Lifestyle" yang kita singkat menjadi Craftstyle," kata Luwi dalam acara peluncuran KRAFBINA di Financial Club Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (20/8).
KRAFBINA diciptakan karena persaingan dalam industri kreatif semakin meningkat. Komunitas ini pun mengadakan berbagai macam acara pelatihan agar masyarakat memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk memasarkan ciptaannya. KRAFBINA mengedukasi masyarakat dengan orang-orang yang tepat di bidang industri kreatif.
Pada 10-16 September, masyarakat dapat mengikuti acara pelatihan yang diadakan oleh KRAFBINA di Sleman, Yogyakarta. Berbagai macam kategori pelatihan yang diadakan yakni makanan dan minuman, mode, budaya dan warisan budaya, film dan animasi, kelas kecantikan, dan fotografi. Untuk para pelatih dalam kategori mode, KRAFBINA bekerjasama dengan banyak ahli tata busana yang berada di Yogyakarta.
Luwi percaya bahwa di Indonesia, tidak hanya masyarakat Jakarta saja yang memiliki kompetensi dan kemampuan dalam bidang industri kreatif. Maka dari itu diselenggarakanlah Craftstyle yang didukung oleh Pemerintah Daerah setempat, Pesona Indonesia, BEKRAF, KADIN Indonesia, Pokja Fashion dan Pokja Film & Kebudayaan.
Selain itu, acara ini juga didukung oleh beberapa organisasi dan lembaga ternama seperti Ikatan Perancang Mode Indonesia, Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia, LA Salle Singapura, dan Darwis Triadi School of Photography. Bahkan beberapa penggiat industri kreatif ternama juga turut berpartisipasi dalam acara ini seperti Marcella Zalianty, Darwis Triadi, dan Arie Tulang.
Tidak hanya menyasar kota besar, Luwi mengatakan mereka juga akan mengajak para warga desa untuk menjadi bagian dari industri kreatif. "Akar dari segalanya adalah proyek kita yang bernama Desa Kreatif Cerdas. Kita bina desa. Kepala desa harus memberi kita tiga produk unggulan desa," kata Luwi.
Menurutnya, implementasi industri kreatif secara langsung akan menciptakan individu-individu yang kreatif yang dapat dicontoh oleh orang sekitarnya. Efek domino inilah yang ingin dilihat oleh Luwi.
Marcella Zalianty mengatakan bahwa kolaborasi antara KRAFBINA dengan beberapa organisasi dan lembaga industri kreatif membuat ekosistem kekreatifan menjadi penting. "Kalau kita berbicara tentang industri kreatif dalam bidang film dan budaya, semua saling berkaitan. Kolaborasi ini sangat penting," kata Marcella.
Menurutnya, dengan adanya KRAFBINA, semua penggiat industri kreatif yang terdapat dalam komunitas tersebut dapat saling membantu satu sama lain. Selain itu, mereka juga dapat saling mendukung dan bekerjasama dengan beberapa penggiat industri kreatif yang belum memiliki kesempatan untuk unjuk diri di Jakarta. Marcella juga mengatakan bahwa komunitas ini bisa menjadi pintu yang membuka semua peluang di bidang industri kreatif.
Marcella mengatakan bahwa industri kreatif sebenarnya tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga terjadi di pedesaan. Ia berharap dengan adanya KRAFBINA maka para penggiat industri kreatif skala kecil dapat memiliki peluang menunjukkan produk mereka ke skala nasional.
PARFI bekerjasama dengan KRAFBINA untuk mendukung industri kreatif bidang perfilman. Marcella mengatakan bahwa pelatihan akting dari PARFI akan membantu dunia perfilman Indonesia memiliki para aktor yang sudah siap tidak hanya dari Jakarta, tetapi dari kota-kota lain.
Menurut Marcella, ketika sebuah produksi film mengambil adegan di salah satu kota di Indonesia, mereka dapat menggunakan para aktor lokal di kota tersebut. "Sudah dapat menggunakan aktor di kota atau daerah tersebut yang siap pakai. Yang sudah memiliki kuantitas akting yang baik," kata Marcella.
Sementara mengenai dunia perfilman dan banyaknya aktor yang bermunculan, Marcella mengatakan bahwa kualitas aktor dan perlindungan terhadap mereka sangatlah penting. Menurutnya, dalam dunia perfilman harus ada standarisasi dan pendidikan akting yang tepat.
"Jadi, sekarang perfilman sedang tumbuh, maka sumber daya manusia juga harus meningkat. Jangan kalah sama luar negeri. Film Indonesia dapat dijadikan alat diplomasi kebudayaan," kata Marcella.