Selasa 21 Aug 2018 16:56 WIB

Bubur Bayi Marak Dijual, Sehatkah?

Makanan buatan rumah dipandang jauh lebih sehat dan bergizi.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Makanan bayi pendamping ASI biasanya diberikan dalam bentuk lunak, seperti puree atau bubur.
Foto: pixabay
Makanan bayi pendamping ASI biasanya diberikan dalam bentuk lunak, seperti puree atau bubur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini banyak bubur bayi yang dijual di kios-kios di tepi jalan. Apakah pemberian makanan tersebut tepat diberikan pada anak, baik bayi maupun balita?

"Bubur bayi dijual itu memang tahu isinya apa? Kan, kata dia? Kedua, makanan yang baru dimasak langsung harus dimakan. Lewat dua jam saja itu kumannnya segambreng," kata Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI/RSCM di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia mengungkapkan, bubur tersebut juga dijual tidak menggunakan pemanas. Kemudian seharian dijual, biasanya setelah beberapa jam orang tua baru membelinya dan isinya kebanyakan sudah kuman.

"Isinya sudah kuman semua, belum lagi sudah tidak jelas. Itu yang harus diberantas. Bisa sebabkan diare, stunting juga kalau tidak tahu resepnya," kata dia.

Dr Damayanti menegaskan, bubur seperti itu seharusnya tidak diperbolehkan untuk dijual bebas. Kalau orang tua menginginkan yang aman, bisa memasaknya sendiri di rumah. Makanan yang diberikan seperti makanan keluarga, mengandung karbohidrat, lemak, dan protein.

"Anak sampai usia dua tahun itu dilengkapi makanannya seperti ASI pertama. Makanan sekitar rumah ada karbohidrat, lemak, protein. Makan saja pakai bubur dan telor, dan tambahkan sayur sedikit," ujar dia.

Lalu ibu juga bisa membeli makanan bayi yang sudah ada dalam kemasan. Makanan tersebut sudah aman karena ada Codex yang merupakan aturan produk makanan sesuai dengan ketentuan WHO dan FAO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement