Jumat 10 Aug 2018 16:28 WIB

Penuaan Manusia Disinyalir karena Pemrograman Gen

Peneliti meyakini penuaan terjadi tak secara acak namun sudah diprogram dalam tubuh

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Singapura akan bangun lebih dari 100 fasilitas bagi warga manula hingga tiga tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan jumlah populasi usia senja yang kian bertambah.
Foto: STRAITS TIMES
Singapura akan bangun lebih dari 100 fasilitas bagi warga manula hingga tiga tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan jumlah populasi usia senja yang kian bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak yang meyakini manusia menua karena sel yang sudah aus dan rusak. Belum lagi anggapan terlalu banyak berpikir malah membuat tua. Benarkah karena hal tersebut?

Para ilmuwan dari Universitas College London, Universitas Lancaster, dan Universitas Queen Mary kurang sepakat dengan pendapat tersebut. Menurut mereka, penuaan terjadi justru karena proses biologis serta program genetika terus berjalan dan gagal dimatikan. Artinya tubuh manusia yang membuat tua dirinya.

Anggapan itu didukung dengan hasil penelitian baru yang mereka gagas bersama. Salah satunya adalah yang terjadi pada tubuh seorang perempuan.

Ketika dia menyusui, kalsium diambil dari tulang untuk melindungi air susu. Tetapi, di kemudian hari, proses yang sama dapat memicu osteoporosis, arthritis, dan kalsifikasi pembuluh darah.

Demikian pula tingkat testosteron tinggi pada pria yang sangat membantu meningkatkan jumlah sperma tetapi malah membuat mereka kelak berisiko terkena kanker prostat. Peningkatan keberhasilan reproduksi itu punya sisi buruk memperpendek umur.

"Karya baru ini menarik karena menunjukkan bahwa kita tidak seperti mobil. Apa yang membunuh kita ketika kita tua bukanlah kerusakan acak, tetapi gen kita sendiri," kata Dr Alex Benedetto, penulis utama studi.

Pakar dari Universitas Lancaster itu menjelaskan metode yang dipakai untuk mendapatkan hasil penelitian. Periset fokus pada prinsip-prinsip dasar penuaan dengan mempelajari cacing nematoda yang masa hidupnya hanya antara dua sampai tiga pekan.

Menemukan penyebab penuaan pada fauna kecil tersebut dianggap dapat menjadi kunci memahami penuaan manusia. Studi yang diterbitkan dalam Current Biology itu menemukan proses biologis sedemikian rupa yang mengarah pada simpulan.

Kondisi yang membuat cacing muda bereproduksi terus-menerus justru menyebabkan penyakit pada cacing yang lebih tua. Regenerasi usus yang diperlukan untuk pembentukan telur cacing juga menyebabkan obesitas dan risiko tumor pada cacing lebih tua.

"Menurut kami proses penuaan ini juga berlaku untuk manusia, menandai perubahan paradigma nyata dalam pemahaman kita tentang penuaan," ujar penulis lain, Dr Marina Ezcurra, dikutip dari laman Telegraph.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement