REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hepatitis adalah kondisi terjadinya peradangan pada hati. Hati merupakan organ dengan beberapa fungsi penting yang memengaruhi metabolisme tubuh, seperti memproduksi empedu, menyaring racun, memecah karbohidrat, lemak, protein, dan sebagainya.
"Hepatitis adalah penyakit menular dan dapat diteruskan dari ibu ke bayinya yang baru lahir. Bentuknya beragam, berdasarkan jenis virusnya, yaitu A, B, C, D, dan E," kata ahli gastroenterologi dan endoskopi di Rumah Sakit SL Raheja India, Vinay Dhir, dilansir dari The Health Site, Kamis (9/8).
Kenali gejala, penyebab, dan pencegahan hepatitis pada putra-putri Anda. Agar, buah hati Anda bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
1. Hepatitis A
Ini merupakan kondisi paling umum pada bayi dan anak-anak. Gejalanya demam, mual, muntah, kurang nafsu makan, lelah terus menerus, kulit dan mata menguning.
Penyebab hepatitis A bisa karena asupan buah, sayuran, makanan laut, dan sumber makanan lain yang terkontaminasi. Penyakit ini bisa juga berasal dari makanan yang diolah seseorang yang belum mencuci tangannya dengan benar, serta dari air minum yang terkontaminasi.
Pencegahannya adalah vaksinasi pada anak berusia 12-23 bulan, diikuti vaksin ulangan setiap enam bulan. Vaksin yang sama juga direkomendasikan untuk remaja dan dewasa muda yang tinggal di daerah rawan infeksi hepatitis A.
2. Hepatitis B
Ini adalah hepatitis akut, biasanya baru didapat dari individu setelah terlihat gejalanya satu hingga empat bulan pertama terpapar virus. Gejalanya mulai dari nyeri sendi, nyeri perut, mual, muntah, jaundice, urin pekat, demam, dan kulit serta mata menguning.
Penyebabnya bayi terinfeksi dari ibu yang juga hepatitis B. Bayi juga bisa mendapatkannya karena tinggal di daerah yang terpapar infeksi sama.
Pencegahannya adalah vaksinasi awal pada balita. Jadwalnya nol bulan, satu bulan, dan enam bulan, diikuti ulangan pada usia lima tahun.
3. Hepatitis C
Virus ini menyebar dan bersentuhan dengan darah terkontaminasi, misalnya melalui jarum suntik, atau peralatan tato yang tidak steril. Gejalanya mulai dari nyeri pada persendian dan otot, kelelahan terus menerus, demam tinggi, mata dan kulit menguning, urin berwarna gelap.
Hepatitis C pada anak berasal dari ibu yang terinfeksi birus sama dan diteruskan kepada anaknya selama masa kehamilan. Anak-anak yang terkena gagal ginjal dan menjalani dialisis juga rentan terpapar hepatitis C, serta anak yang mengalami kondisi pembekuan darah, seperti hemofilia.
Hepatitis C paling baik dicegah dengan menghindari paparannya. Hindari asupan makanan dan air yang diduga terkontaminasi, hindari kontak dengan orang yang terinfeksi virus. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk hepatitis C.
4. Hepatitis D
Ini adalah infeksi yang meniru hepatitis B. Pencegahannya adalah vaksinasi balita pada usia nol bulan, satu bulan, dan enam bulan, serta ulangan setelah lima tahun.
5. Hepatitis E
Virus ini terutama ditularkan melalui air minum yang terkontaminasi dengan feses hepatitis. Gejalanya hampir sama dengan hepatitis jenis lainnya, seperti mual, muntah, dan nyeri sendi.
Hepatitis E ditransfer dari ibu ke bayi selama masa kehamilan. Pencegahannya sama, yaitu memperbaiki gaya hidup bersih, mencuci tangan dengan benar, pasokan air bebas kontaminan, dan pastikan kebersihan dan sumber makanan sebelum disajikan.