REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi pasar film bertema Islam di Indonesia dinilai masih cukup besar. Alasannya, jumlah Muslim di Tanah Air memang mendominasi.
"Saya percaya semua ada pasarnya, asalkan film bagus. Apalagi umat Islam di Indonesia lebih dari 85 persen," ujar Direktur Utama PT MD Pictures Tbk Manoj Punjabi kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa, (7/8).
Manoj menyatakan, MD Pictures termasuk perusahaan perfilman yang mengawali pembuatan film bertema Islam atau religi. Tepatnya pada 2008, perseroan merilis Ayat-Ayat Cinta.
Pada 2017 lalu, MD Picture pun memproduksi sekuelnya berjudul 'Ayat-Ayat Cinta 2'. Keduanya diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy berjudul sama.
Lebih lanjut, Manoj menjelaskan, perusahaannya memang kerap memproduksi film berelemen religi terutama bergenre romantis atau romance. "I think all genre punya pasar, but saya selalu angkat romance, sudah pasti," tuturnya.
Baginya banyak manfaat didapat, ketika membuat film religi. Di antaranya kepuasaan batin karena bisa menginspirasi masyarakat.
"Kalau saya buat film Islam atau religi, mereka (penonton) happy saya yang didoain. Saya dapat bonus dapat rejeki dan dapat doa. Hal itu karena saya ambil film religi yang tidak menggurui," ujarnya.
Manoj pun menegaskan, dalam memproduksi film religi, perlu diperhatikan beberapa hal. Meliputi alur cerita serta pesan yang disampaikan.
"Jadi jangan buat film Islam yang kontroversi. Saya tidak pernah melakukannya, selalu buat film religi yang positif. Selain itu, jangan klise jangan seperti dibuat-buat realitanya," kata Manoj.
Baginya, menciptakan film religi harus hati-hati. "Hal-hal begini sangat sensitif. Maka saya pribadi sangat menjaganya, meski saya bukan Muslim tapi saya lebih hati-hati dari penulis atau sutradaranya film tersebut," jelasnya.
Ke depannya, MD Pictures masih akan membuat banyak film Islami. Bahkan, kata Manoj, hingga akhir tahun ini bakal ada film religi yang diluncurkan.
Sementara itu, di lokasi yang sama, aktor Pandji Pragiwaksono menilai setiap genre film memiliki pasar termasuk film bertema Islami. "Kayaknya sih akan selalu punya pasar tersendiri tidak terkecuali yang itu (film bertema Islam), kayaknya akan selalu ada tempat," ujarnya.
Hanya saja, menurutnya, hal penting dari film bukanlah tematiknya melainkan kualitasnya. Meliputi isi pesan yang ingin disampaikan oleh film bersangkutan.
"Jadi tidak spesifik hanya genre agama. Secara umum, genre komedi masih megang, drama, lalu horor juga oke," jelas salah satu pemain film Ayat-Ayat Cinta 2 ini menuturkan.
Lebih lanjut, kata dia, industri film terus berkembang sebab kondisinya memang mendukung. Hal itu pula menurutnya yang membuat PT MD Pictures Tbk berani melalukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham perdana.
Perlu diketahui, perusahaan perfilman yang memproduksi banyak film di antaranya Ayat-Ayat Cinta tersebut baru saja melantai di bursa. Dari hasil IPO, MD Pictures mengantongi dana lebih dari Rp 274 miliar untuk ekspansi.
"Iklimnya lagi bagus. Makanya MD yakin untuk Go Public," ujar Pandji.