Selasa 07 Aug 2018 10:18 WIB

Mengapa Sekeping Keripik Kentang tak Pernah Cukup?

Kombinasi garam dan lemak di keripik membuat otak kehilangan kendali.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Keripik kentang.
Foto: Pixabay/PDPics
Keripik kentang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum menyantap keripik kentang, mungkin Anda pernah berjanji hanya akan makan satu keping keripik kentang. Namun pada kenyataannya, Anda melahap lebih dari satu keping bahkan menghabiskannya sekaligus.

Sebuah studi di Frontiers in Psychology, peneliti membiarkan tikus memilih tiga makanan yang berbeda. Makanan standar, campuran lemak dan karbohidrat, atau keripik kentang. Hewan pengerat jauh lebih menyukai keripik kentang, daripada dua pilihan lainnya.

Keripik kentang paling dikenal karena dua hal, garam dan lemak. Penelitian menunjukkan bahwa makan garam memicu pelepasan dopamine, pembawa pesan kimia yang mengontrol pusat kesenangan otak. Begitu otak mendapatkan yang pertama, maka akan memulai mengidam yang lebih banyak.

"Tapi ketika kita menambahkan garam ke makanan itu, tiba-tiba kontrol itu hilang," kata penulis studi Russel Keast, PhD, profeso bidang sains sensori di Universitas Deakin, seperti dilansir dari laman Reader's Digest, Selasa (7/8).

Baca juga: Trik Mengolah Sayuran Beku tanpa Kehilangan Gizinya

Dalam satu penelitian di Australia, 48 orang dewasa dapat makan sebanyak yang mereka inginkan selama empat kali makan siang yang berbeda. Makanan pasta tampak pada dasarnya sama kecuali untuk isi garam dan lemak. Saus itu rendah lemak/rendah garam, rendah lemak/tinggi garam, tinggi lemak/rendah garam, atau tinggi lemak/tinggi garam, dan peserta mencoba masing-masing sekali selama empat pekan.

Tidak peduli berapa banyak lemak dalam makanan, relawan makan 11 persen lebih banyak kalori dan makanan ketika saus itu ekstra asin, menurut hasil dalam The Journal of Nutrition. Dengan saus yang tinggi lemak, para partisipan mengonsumsi 60 persen lebih banyak kalori, tetapi belum tentu ada makanan tambahan dalam hal berat badan. Lemak itu sendiri mengandung kalori yang tinggi, sehingga para relawan mengonsumsi lebih banyak kalori dengan jumlah makanan yang sama.

Normalnya lemak membantu membuat makanan lebih memuaskan. Ketika makanan rendah garam, mudah untuk berlatih mengendalikan diri daripada makan berlebih, kata penulis studi. Jadi, keripik berlemak yang tidak memiliki garam tambahan akan menjadi satu hal. Setelah Anda menambahkan garam ke dalam persamaan, otak Anda menginginkan natrium dan dopamin sebanyak mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement