REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minyak zaitun memang bisa digunakan untuk menggoreng dan memasak seperti minyak kelapa sawit yang biasa dipakai masyarakat Indonesia. Akan tetapi, masyarakat perlu mengetahui jenis minyak zaitun yang cocok untuk kegunaan di suhu panas.
Manajer Area Bertolli Asia, Guillermo Romeu, mengatakan bahwa tidak semua minyak zaitun sama. Ada minyak zaitun extra virgin yang murni alias tidak melalui proses penyulingan atau pemanasan, serta minyak zaitun non-extra virgin yang sudah melewati proses filterisasi.
Untuk produk Bertolli, produsen minyak zaitun asal Italia, terdapat tiga jenis minyak zaitun yang dihadirkan untuk konsumen. Selain minyak zaitun extra virgin, dua produk lain adalah minyak zaitun extra light dan minyak zaitun Classico.
"Jenis yang cocok untuk memasak adalah minyak zaitun extra light dan Classico karena titik didihnya berkisar antara 200 sampai 220 derajat Celsius. Kegunaannya bisa untuk menggoreng, menumis, memanggang, membakar, dan campuran sup," kata Guillermo.
Sementara, kegunaan minyak zaitun extra virgin cenderung untuk saus salad, saus pasta, mencelup roti, atau dikonsumsi langsung. Sesama minyak zaitun extra virgin pun bisa memiliki kualitas berbeda yang butuh analisis pakar untuk mengetahuinya.
Ada sederet faktor penting yang bisa membantu mengetahui kualitas minyak zaitun extra virgin yang baik, yaitu aroma dan rasa. Minyak zaitun extra virgin yang baik memiliki aroma buah-buahan yang pekat, sementara yang kualitasnya kurang baik cenderung beraroma tidak segar atau asam.
Apabila dikonsumsi langsung, minyak zaitun extra virgin yang berkualitas memiliki rasa yang sedikit pahit dan pedas di tenggorokan. Akan tetapi, warna bukan merupakan penanda kualitas dari minyak zaitun extra virgin.
"Pada kenyataannya, warna, aroma, dan rasa minyak zaitun tergantung dari varietas pohon zaitun, letak geografis, dan iklim, sama seperti yang ditemui pada minuman anggur," kata Guillermo.