REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Media sosial bisa berperan sebagai sarana interaksi bagi artis atau public figure agar semakin dekat dengan penggemar dan masyarakat luas. Menyadari hal tersebut, Pandji Pragiwaksono pun tidak sembrono mengelola media sosialnya.
Ia punya cara tersendiri agar akun Twitter dan Instagram pribadinya bisa tetap menarik namun tidak mengabaikan hak-hak para pengikutnya. "Bagaimana cara menjaga keterikatan saya dengan para pengikut? Dua hal yang paling penting adalah rutin berkarya dan berkomunikasi," ungkapnya saat menggelar jumpa pers pada Selasa (24/7).
Menurutnya berkomunikasi lewat medsos saja belumlah cukup menjaga keterikatan dengan pengikut. Seseorang harus terus berkarya demi menjaga agar sinarnya tidak padam. "Brand image akan lebih kuat sinarnya apabila seseorang rutin berkarya," jelas pria yang akan segera menggelar tur dunia stand up comedy ini.
Oleh karena itulah, ia mendorong dirinya agar selalu menelurkan karya entah dalam bentuk buku, lagu, film, atau penampilan di panggung lawak tunggal. "Walaupun ada yang nggak laku-laku amat tapi saya biasakan rutin berkarya," katanya yang kemudian disambut tawa hadirin.
Di samping itu, sebagai orang yang populer Pandji kerap menerima pekerjaan berupa twit atau unggahan berbayar. Demi menjaga kenyamanan dan memenuhi hak para pengikut, dalam setiap unggahan ia selalu menyertakan tanda pagar #SPON. Dengan tanda pagar tersebut ia ingin memberi tahu bahwa apa yang ia sampaikan adalah iklan.
"Ide ini banyak ditentang oleh pemasang iklan atau endorse. Tapi masyarakat berhak tahu bahwa suatu publikasi adalah iklan. Itu sudah ada undang-undangnya namun memang belum ada aturannya untuk iklan digital. Tapi menurut saya baik digital atau bukan prinsipnya adalah sama," paparnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
