REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Gas ini timbul dari pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna.
Sumber CO termasuk pemanas gas (dengan dan tanpa flues), kompor gas, kayu atau pemanas arang, asap tembakau, dan infiltrasi knalpot mobil. Emisi yang berada di ruang tertutup dan tidak terventilasi dapat menyebabkan korban jiwa dan rawat inap.
Dapat dikatakan, CO adalah polutan yang paling banyak di atmosfer. Banyak pemanas yang digunakan untuk memanaskan rumah bekerja dengan membakar gas.
Belum ada kejelasan efek CO pada konsentrasi rendah. Namun, pada konsentrasi sangat tinggi dapat menyebabkan ketidaksadaran dan kematian, yang dapat terjadi dalam beberapa menit.
Gejala keracunan CO dapat disalahartikan sebagai flu, seperti pusing, sakit kepala, malaise dan mual. Kelompok yang berpotensi rentan termasuk orang tua, orang dengan suatu kondisi kesehatan, anak-anak, ibu hamil dengan janin di dalamnya.
Hal menjadi perhatian, konsentrasi CO di lingkungan dalam ruangan dapat meningkat relatif cepat, dan mengingat dengan tidak berbau. Tingkat yang meningkat telah menyebabkan kematian yang tidak disengaja, bahkan selama dekade terakhir. Kematian ini biasanya dikaitkan dengan paparan emisi dari peralatan gas yang berfungsi buruk atau ventilasi ruangan yang tidak memadai dan sistem pemanas gas yang tidak dilepas.
Menanggapi sejumlah keracunan CO, Australian Gas Association and Energy Safe Victoria telah menghasilkan lembaran fakta untuk mendidik masyarakat tentang penggunaan yang aman dari pemanas berbahan bakar gas dan potensi bahaya keracunan CO. Salah satunya dengan memiliki pemanas gas yang diperiksa setiap dua tahun oleh tukang gas berlisensi dan meminta Sertifikat Kepatuhan.
Di samping itu, pastikan ada beberapa asupan udara segar secara berkala ke dalam rumah. Jangan menggunakan pemanas gas semalaman atau untuk waktu yang lama.
Kemudian, dianjurkan lakukan 'tes kompor gas' dengan cara nyalakan api di atas kompor. Jika itu membakar dengan warna jingga dengan kemunculan asap, itu bisa menjadi bendera merah bahwa ada CO di udara.
Saran berikutnya yang paling mudah dengan mempertimbangkan untuk memasang alarm CO sebagai tindakan keamanan tambahan. Dengan alat tersebut, akan lebih mudah mengenali keberadaan CO di udara, dan bisa langsung memberikan peringatan.