Rabu 11 Jul 2018 23:19 WIB

Perawat Kanker Butuh Kepedulian Tinggi, Ini Alasannya

Perawat kanker harus membuat nyaman pasien dan keluargaya

 FIK UI melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang berjudul “Strategi Pembentukan Budaya Caring Perawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais”
Foto: FIK UI
FIK UI melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang berjudul “Strategi Pembentukan Budaya Caring Perawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais”

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prevalensi penyakit kanker dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan untuk mengurangi angka kejadian dan kematian akibat penyakit ini. 

Dr Krisna Yetti mengatakan tak hanya keluhan fisik yang dirasakan oleh pasien kanker, namun keluhan lain seperti masalah psikis dan kesulitan keuangan juga sering dirasakan. Selain itu, keluarga pasien juga dapat mengalami gejala beban seperti yang klien alami berupa cemas, depresi, kesulitan keuangan, dan stres. 

Keluhan yang dirasakan oleh pasien dan keluarga mempengaruhi kenyamanan. Sedangkan kenyamanan merupakan salah satu komponen penting dalam keperawatan. 

"Hal itu menunjukkan bahwa diperlukan perawat yang berperilaku etis dan caring atau peduli pada pasien dan keluarga untuk meningkatkan kenyamanan pasien sehingga kualitas pelayanan keperawatan juga dapat meningkatkan," tutur dia, berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (11/7).

Perilaku caring merupakan landasan penting dalam praktik keperawatan. Caring juga merupakan aspek yang khas pada keperawatan sehingga menjadi pembeda dengan pelayanan kesehatan lainnya. 

Perawat yang berperilaku caring dapat dilihat melalui sikap empati, melakukan pendekatan tanpa menghakimi, sikap hangat, rasa hormat, sabar, keterampilan diri yang baik, serta perbuatan yang dilakukan oleh perawat. Hal tersebut membuat pasien merasa nyaman dalam menjalani pengobatan.

Keperawatan merupakan suatu profesi yang mempunyai tanggung jawab moral dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perawat diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik untuk mencapai kesehatan klien yang optimal. 

"Namun pada kenyataannya dalam melaksanakan asuhan keperawatan masih ada perawat yang belum sepenuhnya dapat menerapkan perilaku caring dalam menampilkan pelayanan profesionalismenya. Hal tersebut disebabkan antara lain karena stres kerja, terpaparnya terus menerus kabar sedih, duka, atau kabar kematian, yang sering dialami oleh perawat kanker. "

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan rasa empati, kepedulian atau sikap caring menjadi menurun. Jika hal ini dibiarkan, maka akan berdampak pada penurunan kepuasan pasien dan motivasi kerja perawat, yang akhirnya menyebabkan kualitas pelayanan kesehatan menurun. 

Oleh karena itu Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI sebagai Fakultas Keperawatan pertama di Indonesia bertanggung jawab untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di Indonesia. Melihat fenomena di atas, FIK UI melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang berjudul “Strategi Pembentukan Budaya Caring Perawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais” sebagai upaya meningkatkan kenyamanan pasien. 

Kegiatan yang dibagi atas tiga bentuk ini digelar, Selasa Hingga Jumat, 10-13 Juli, dan 7 Agustus 2018. Narasumber pelatihan dan workshop yaitu Dr. Krisna Yetti, SKp., M.App.Sc; Dr. Tuti Nuraini, S.Kp, M.Biomed; Dr. Enie Novieastari, S.Kp, MSN; Efy Afifah, SKp, M.Kes; dan Hening Pujasari, S.Kp, MANP, M.Biomed, PhD. Sedangkan narasumber Trainning of Trainee (TOT) yaitu Dr. Hanny Handayani, S.Kp,M.Kep; dan Tuti Afriani,S.Kp.M.Kep, dengan fasilitator yaitu Ns. Imelda Avia, S.Kep; Rona Cahyantari M, Skep, Ners; Mellawani, S.Kep, Ners; Cicilia Ika Wulandari, S.Kep, Ners; dan Santi Surbakti, S.Kep, Ners. 

Sasaran dari pelatihan Pembentukan Budaya Caring ini adalah perawat pelaksana dan kepala ruangan. Perawat pelaksana diharapkan dapat menunjukkan perilaku caring yang baik dengan bimbingan yang terus menerus dari kepala ruangan. Pada awal kegiatan, dilakukan pelatihan dan workshop untuk perawat pelaksana dan kepala ruangan yang akan berperan sebagai champion atau kader. 

Selanjutnya, kepala ruangan dilatih untuk menjadi champion melalui kegiatan Trainning of Trainee (TOT), sehingga dapat membimbing anak buahnya dalam menerapkan perilaku  caring. Kegiatan diakhiri dengan evaluasi keberhasilan setelah satu bulan kegiatan. 

 

Output kegiatan ini, diharapkan semua perawat, khususnya yang mengikuti kegiatan ini dapat membudayakan perilaku caring. Perilaku caring yang baik ini penting dilakukan agar meningkatkan hubungan saling percaya pasien dengan perawat, meningkatkan penyembuhan fisik serta meningkatkan rasa aman dan nyaman pasien. Akhir kata, semoga semua perawat Indonesia dapat menunjukkan perilaku caring yang terbaik dalam memberikan asuhan keperawatannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement