Kamis 05 Jul 2018 09:17 WIB

Ladies, Sering Lembur? Awas Diabetes

Bekerja berjam-jam bukanlah hal sehat.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
Perempuan bekerja
Foto: pixabay
Perempuan bekerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerja lembur mungkin membuat Anda tampak berharga di mata bos, namun sesungguhnya ini berdampak buruk bagi kesehatan. Penelitian terbaru menunjukkan perempuan yang bekerja lebih dari 45 jam sepekan berisiko diabetes tipe-2 lebih tinggi dibanding wanita yang hanya bekerja 35-40 jam sepekan.

Peneliti masih mencari tahu mengapa tautan ini hanya ditemukan pada wanita. Namun, mereka menduga ini ada hubungannya dengan jam kerja wanita di luar kantor, yaitu posisinya sebagai istri dan ibu rumah tangga.

"Sangat penting memahami lingkungan kerja memainkan peran penting meningkatkan risiko diabetes tipe-2 dan penyakit kronis lainnya. Bekerja berjam-jam bukanlah hal sehat," kata penulis utama studi sekaligus ilmuwan senior Institute for Work and Health di Toronto, Peter Smith, dilansir di Consumer Healthday, Kamis (5/7).

Smith menerangkan perempuan melakukan lebih banyak pekerjaan di luar jam kerja kantornya. Mereka mengurus anggota keluarga dan pekerjaan sehari-hari di rumah.

"Satu-satunya hal yang jarang atau tak pernah dilakukan wanita di rumah adalah menonton TV dan berolah raga," kata Smith.

Angka penderita diabetes tipe-2 terus meningkat. Pada 2030 diperkirakan 439 juta orang di seluruh dunia akan hidup dengan penyakit ini, atau naik 50 persen dari 2010.

Diabetes adalah faktor risiko utama untuk penyakit kronis lainnya, seperti jantung dan stroke. Obesitas dan gaya hidup kurang sehat merupakan penyebab diabetes tipe-2.

Namun, American Diabetes Associaton menyimpulkan genetika juga memainkan peran.

Studi ini diikuti lebih dari 7.000 orang dewasa yang bekerja di Ontario, Kanada.

Peserta diriset selama 12 tahun dengan rentang usia 35-74 tahun. Selama masa penelitian, satu dari 10 orang menderita diabetes.

Peneliti memperhitungkan faktor, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, orang tua, etnis, tempat tinggal, gaya hidup, berat badan, kebiasaan merokok, dan kondisi kesehatan kronis lainnya. Mereka juga memasukkan faktor shift kerja, jumlah jam kerja per pekan dalam setahun, dan apakah pekerjaan itu aktif atau tidak aktif.

Studi ini tidak menemukan hubungan signifikan secara statistik antara jam kerja pria dengan diabetes tipe-2. Namun pada wanita, bekerja lebih dari 45 jam sepekan meningkatkan 50 persen risiko terkena diabetes.

Penulis menyarankan jam kerja panjang merespons stres yang mungkin memicu ketidakseimbangan hormon dan resistensi insulin. Ini yang kemudian berkontribusi terhadap perkembangan diabetes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement