REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat seseorang merasa stres, maka menjadi pertanda bahwa tubuh masuk ke mode darurat. Hal tersebut membuat seseorang harus waspada. Sebab, tubuh akan bereaksi cepat, meningkatkan daya ingat, serta mudah mengingat setiap aspek. Stres bisa memicu kerusakan anggota tubuh.
Dilansir melalui Dailymail, pada saat seseorang merasa stres maka akan mengalami perubahan hormon. Kondisi yang kompleks dipicu pelepasan hormon bernama corticotropin releasing hormone (CRH) oleh bagian kecil otak bernama hipotalamus. Kemudian proses tersebut menghasilkan peningkatan pernapasan, tekanan darah, dan detak jantung.
Pada saat yang sama, organ hati memecah glikogen sebagai zat penyimpanan energi tinggi, seperti sari pati pada tumbuhan. Saat seseorang merasa stres menjadi ibarat sebuah mesin bertenaga. Saat stres maka akan terbakar panas.
Namun bila terlalu lama bisa menyebabkan kehabisan tenaga. Dalam jangka pendek, stres bisa menyebabkan perubahan fisiologis, mulai dari kehilangan nafsu makan hingga kerusakan tubuh. Stres yang kronis bahkan bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang tertekan, diabetes, serangan jantung, stroke, dan lainnya.
Hal sederhana yang bisa dilakukan untuk melepas stres, yakni bernapas perlahan. Pernapasan yang baik dengan teknik meditasi tradisional akan membantu hilangkan stres. Melepas stres dengan pernapasan menjadi penelitian dari para ilmuwan Howard Hughes Medical Institute Standfors University.
Para peneliti menemukan, perubahan pernapasan bisa memengaruhi tingkat stres. Penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengetahui hal-hal yang bisa memicu stres itu sendiri. Pengelolaan stres dapat dilakukan dengan pernapasan, dan istirahat yang cukup.