Ahad 17 Jun 2018 01:35 WIB

Ini Waktu Terbaik Untuk Pemberian Obat Kemoterapi

Waktu 'tersibuk' tubuh memperbaiki DNA adalah sebelum fajar dan senja.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolanda
Kemoterapi Omni
Foto: Antara
Kemoterapi Omni

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chronotherapy merupakan sebuah metode terapi di mana obat diberikan pada waktu yang telah disesuaikan dengan jam biologis tubuh. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa chronotherapy efektif untuk diterapkan sebagai terapi penyakit epilepsi, heartburn dan asma.

Sejauh ini, banyak peneliti yang terdorong untuk melihat pengaruh chronotherapy dalam kasus kanker. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh chronotherapy dalam pemberian obat antikanker pada kasus kanker.

Salah satu penelitian yang dimuat dalam jurnal PNAS meneliti lebih jauh terkait chronotherapy dan pemberian obat kanker bernama cisplatin. Cisplatin merupakan obat kemoterapi yang kerap digunakan dalam banyak terapi kanker, seperti kanker ovarium, kanker paru hingga kanker kandung kemih. Cisplatin membunuh sel kanker dengan cara merusak DNA, mengganggu perbaikan DNA dan menyebabkan sel-sel untuk bunuh diri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu terbaik untuk memberikan obat cisplatin adalah ketika jaringan sehat dalam tubuh sibuk memperbaiki DNA yang rusak. Untuk mengetahui lebih lanjut kapan tubuh melakukan perbaikan ini, tim peneliti melakuakn penelitian pada genom tikus.

Penelitian ini menemukan ada hampir 2.000 gen yang mengalami perbaikan di bagian yang berbeda setiap hari. Waktu perbaikan ini juga berbeda-beda tergantung dari masing-masing gen.

Namun, ada waktu di mana tubuh tikus melakukan perbaikan DNA pada jaringan sehat dengan frekuensi yang cukup tinggi. Waktu 'tersibuk' tikus untuk memperbaiki DNA pada jaringan sehat adalah sebelum fajar dan sebelum senja.

"Penelitian kami mengindikasikan bahwa pemberian cisplatin pada pasien akan memberi hasil terbaik jika diberikan pada saat perbaikan DNA sel normal mereka berada pada puncaknya," ungkap peneliti Profesor Aziz Sancar dari University of North Carolina, seperti dilansir Medical News Today.

Hanya saja, Sancar dan tim peneliti masih harus melakukan penelitian lebih jauh untuk memahami bagaimana jam biologis ini berinteraksi dengan mekanisme dasar perbaikan DNA. Yang pasti, Sancar dan tim meyakini bahwa pemahaman lebih dalam terhadap interaksi ini akan memegang peranan penting dalam memperlambat kanker dengan cara mengoptimalisasi kempoterapi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement