REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Patah hati menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi siapapun yang mengalaminya. Banyak cara dilakukan demi mengobatinya, dari menyingkirkan semua hal yang berhubungan dengan dia sampai pergi berlibur untuk mencari suasana baru.
Belum lama ini, sekelompok peneliti dari University of Missouri-St.Louis melakulan studi untuk menemukan cara terbaik mengatasi patah hati.
Hasil studi ini sudah dipublikasikan di Journal of Experimental Psychology: General edisi Mei. Para periset menguji empat macam strategi untuk mengobati seseorang yang baru putus cinta. Studi melibatkan 24 responden berusia 20 hingga 37 tahun yang pernah menjalin asmara rata-rata selama 2,5 tahun namun akhirnya putus.
Para responden dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama diminta memikirkan hal-hal negatif yang ada pada si dia. Kelompok kedua diminta menilai kembali perasaan yang pernah ada dengan mantan pasangan. Dilansir dari Time, responden di kelompok ini diminta menerima perasaan 'tidak apa-apa mencintai orang yang sudah tidak bersama kita'.
Kelompok ketiga diterapi dengan cara pengalihan perhatian atau distraksi. Responden diminta memikirkan hal-hal positif yang sama sekali tidak berkaitan dengan Si Dia. Kelompok terakhir adalah kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan apapun atau memikirkan apapun secara khusus.
Setelah itu, seluruh responden ditunjukkan foto mantan pasangan. Peneliti merekam gejolak emosi para responden menggunakan sebuah electroencephalogram. Para responden juga diminta menjawab pertanyaan seputar perasaan mereka.
Dari eksperimen tersebut, diketahui ternyata tiga kelompok pertama yang diberi perlakuan mengalami penurunan emosi ketika melihat foto tersebut. Cara pertama berupa 'pemikiran negatif' tidak hanya menurunkan kadar perasaan kepada mantan namun juga menimbulkan perasaan tidak senang pada responden.
Trik kedua berupa 'pemikiran kembali rasa cinta' tidak mengubah rasa suka atau tidak suka responden. Pada strategi ketiga yakni distraksi, responden tidak mengalami perubahan perasaan. Akan tetapi mereka merasa lebih bahagia.
"Distraksi adalah bentuk penghindaran diri yang bisa mengobati perasaan ketika patah hati. Namun cara ini hanya akan menimbulkan efek jangka pendek," ungkap Sandra Langeslag, direktur di Neurocognition of Emotion and Motivation Lab di University of Missouri.