Selasa 05 Jun 2018 05:59 WIB

Berapa Kalori yang Terbakar Saat Tidur?

Anda mungkin terkejut jika mengetahuinya.

Rep: MGROL102/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pria tertidur/ilustrasi
Foto: pixabay
Pria tertidur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tahukah Anda berapa banyak kalori yang terbakar selama tidur? Mungkin sebagian besar menjawab “tidak banyak”.  Padahal Anda bisa terkejut jika mengetahuinya.

Meski tubuh tidak bergerak, sebenarnya saat tidur tubuh juga bekerja menggunakan energinya. Dengan catatan, banyaknya kalori yang dibakar selama tidur ini didukung berbagai faktor seperti berat badan, metabolisme tubuh, dan berapa banyak waktu tidur yang didapat setiap malamnya.

Jumlah kalori yang terbakar akan lebih tinggi angkanya sesuai dengan berat badan. Misal, seseorang yang memiliki berat 150 pon dapat membakar 46 kalori per jam atau antara 322 dan 414 kalori semalam.

Dan seseorang yang memiliki berat 185 pon dapat membakar sekitar 56 kalori atau antara 392 dan 504 kalori untuk tidur malam yang nyenyak, demikian dilansir laman Health Line, Senin (4/6),

Hal itu juga berkaitan dengan metabolisme. Metabolisme adalah proses di mana tubuh mengubah makanan menjadi energi untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan menjaga organ tubuh tetap berjalan, bernapas, dan sirkulasi darah dapat membebani kalori tubuh seseorang.

Sehingga tingkat metabolisme basal (BMR), di sisi lain, mewakili jumlah kalori yang dibakar setiap hari saat istirahat atau ketika seseorang sedang tidak aktif. Ini termasuk tidur dan duduk.

Untuk menghitung BMR seseorang, diperlukan faktor persamaan seperti jenis kelamin, berat badan, dan usia, serta menggunakan inci untuk tinggi dan berat badan.

Yang menarik, menurut penelitian terbaru saat seseorang melewatkan satu malam tidur, bisa berarti ia membakar 135 kalori ekstra selama jangka waktu tersebut. Beberapa orang bahkan membakar sebanyak 160 kalori tambahan.

Namun, jangan sampai berpikir begadang sebagai cara efektif menurunkan berat badan. Karena melewatkan tidur bisa memicu sejumlah dampak negatif, seperti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement