Senin 04 Jun 2018 13:36 WIB

Segarnya Buka Puasa dengan Cendol Elizabeth Asli

Cendol Elizabeth tidak pernah membuka cabang di tempat lain.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Indira Rezkisari
Bungkusan es Cendol Elizabeth di Jalan Inhoftank, Bandung.
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Bungkusan es Cendol Elizabeth di Jalan Inhoftank, Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Nama Cendol Elizabeth memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Bandung. Sejak 1972, pendiri Cendol Elizabeth, Rohman mulai mengadu nasib di kota Bandung.

Pengelola Cendol Elizabeth, Bagus menuturkan, produknya hanya dijual di supermarket kota Bandung dan pusat penjualan di Jalan Inhoftank nomor 64, Astana Anyar, Kota Bandung. "Beda dari yang di pinggir jalan, kalau di pinggir jalan ambil nama saja," ujar Bagus.

Meski keberatan namanya dicatut, namun Bagus berpendapat bahwa rezeki tiap orang berbeda-beda. Menurutnya, konsumen terpikat dengan rasa segar yang ada di Cendol Elizabeth.

"Bahan baku daun suji dari kebun sendiri, santan dan gula dipasok Cilacap," lanjutnya.

Hal tersebut yang menjadi alasan Cendol Elizabeth berbeda dari cendol lainnya. Bahkan Bagus pernah mendapat protes dari konsumen karena warna hijau di cendol berbeda, namun itulah yang menjadi ciri cendol tanpa bahan pewarna buatan.

photo
Es Cendol Elizabeth, Jalan Inhoftank, Bandung.

"Jadi warnanya ada yang lebih muda atau tua. Karena warna tanaman tidak bisa rata semua. Kalau pewarna buatan gampang rata semua," jelasnya.

Untuk waktu penyimpanan pun, cendol termasuk cepat basi. "Untuk santan kuat sehari, cendolnya dua hari, mau simpan di kulkas bisa, tapi idealnya dua hari," katanya.

Di bulan Ramadhan, tempat penjualan Cendol Elizabeth diubah menjadi sistem loket. Tali pemisah dipakai untuk mengatur antrian pembeli. Ketika adzan berkumandang, kursi dan meja dipasang untuk pengunjung yang ingin berbuka disana.

Di sisi penjualan, omzet Cendol Elizabeth meningkat hingga 10 kali lipat. Bahkan permintaan supermarket meningkat jadi 50 bungkus, di hari biasa hanya lima bungkus saja.

photo
Pembeli mengantre es Cendol Elizabeth di Jalan Inhoftank, Bandung.

"Hari biasa buat 10 tabung dengan satu tabung bisa jadi 30 bungkus. Bulan puasa bisa 20 tabung perhari," jelasnya

Dia mengaku tidak menggunakan promo atau cara untuk menjajakan Cendol Elizabeth. Bagus menilai, penting untuk menjaga kualitas produknya agar pembeli datang lagi.

"Harga tidak naik, Rp 16 ribu per bungkus, untuk makan di sini segelasnya Rp 5.000," tuturnya.

Pengunjung dapat membeli Cendol Elizabeth pada pukul 10.00 hingga 18.00 WIB. Selain cendol, terdapat es goyobod yang dihargai Rp 30 ribu per bungkusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement