REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berjalan cepat sering kali dihindari sebab mengeluarkan energi lebih. Hanya saja, penelitian baru menunjukkan kegiatan tersebut ternyata membawa dampak baik bagi usia hidup seseorang.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine menemukan, pejalan kaki yang cepat, bahkan yang berkecepatan rata-rata, memiliki potensi lebih kecil untuk meninggal pada usia muda dibandingkan mereka yang berjalan lambat. Dibandingkan pejalan kaki lambat, pejalan kaki cepat dan berkecepatan rata-rata memiliki 20 persen risiko kematian lebih rendah.
Begitu pula dengan persentase pengurangan dalam risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular atau masalah jantung. “Meningkatkan kecepatan boleh jadi menjadi cara yang lebih baik untuk membuat aktivitas berjalan menjadi lebih sehat,” kata peneliti utama dari University of Sydney School of Medicine di Australia Emmanuel Stamatakis, dikutip dari TIME, Senin (4/6).
Peneliti menggunakan data dari dua survei mengenai kesehatan yang dilakukan dua negara, yakni Inggris dan Skotlandia. Para peneliti menganalisis data yang mencakup lebih dari 50 ribu orang dewasa Inggris dan Skotlandia.
Para responden melaporkan rata-rata kecepatan berjalan mereka dan metrik kesehatan lainnya. Penelitian tersebut melacak orang-orang ini selama rata-rata sembilan tahun.
Selama periode tersebut, 3.617 orang meninggal. Lebih dari 1.000 di antaranya meninggal karena penyakit kardiovaskular.
Namun, studi ini tidak bisa secara definitif mengatakan jalan cepat menyebabkan kesehatan yang lebih baik, atau sebaliknya. Hasil dalam studi ini bisa saja karena satu kemungkinan, yakni orang yang sehat cenderung berjalan lebih cepat daripada mereka yang sedang sakit.
Kendati demikian, peneliti menulis dalam studinya, kecepatan berjalan tampaknya mempengaruhi risiko kematian yang tidak bergantung pada aktivitas fisik total. Hal ini kemungkinan lantaran intensitas latihan yang relatif meningkat dari berjalan cepat.
Dengan kata lain, melangkah dengan cepat berpotensi memperkuat jantung lebih baik daripada berjalan santai. Ini sesuai dengan hubungan jangka panjang antara olahraga dan kesehatan kardiovaskular.
Stamatakis, yang merupakan profesor aktivitas fisik, gaya hidup, dan kesehatan di University of Sydney School of Medicine, mengakui tidak mudah mengubah laju berjalan seseorang. Kendati demikian, dia mengatakan melakukan usaha lebih untuk melangkah dapat sangat bermanfaat bagi orang-orang tertentu.
Stamatakis mengatakan orang-orang tertentu ini, yakni mereka yang melakukan sedikit olahraga, berjalan sangat sedikit misalnya di bawah 3.000-4.000 langkah per hari, atau tidak terlalu sehat secara fisik. “Pada orang-orang tertentu, meningkatkan kecepatan berjalan ke titik kehabisan nafas setelah beberapa menit melangkah dapat menjadi cara bagus untuk membangun kebugaran,” kata dia.
Stamatakis menambahkan, hubungan antarakecepatan berjalan dan risiko kematian sangat menonjol di antara orang dewasa yang lebih tua. Kelompok ini berada pada risiko penyakit kardiovaskular dan kematian yang lebihtinggi daripada orang yang lebih muda.
"Kecepatan berjalan tampaknya penting. Namun, yang pertama dan terpenting, kita perlu menekankan nilai berjalan denganintensitas dan kecepatan apa pun," kata Stamatakis.