Selasa 29 May 2018 22:46 WIB

Dampak Teknologi Digital Terhadap Gangguan Jiwa

Berbagai hal bisa disimpan di google tapi otaknya kosong.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Mobile Internet: Mobile internet menjadi salah satu tren baru pelanggan seluler
Foto: telkomsel
Mobile Internet: Mobile internet menjadi salah satu tren baru pelanggan seluler

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, dr. Meta Desvini mengatakan bahwa di era digital ini setiap orang dituntut untuk memiliki ponsel pribadi ataupun smartphone, terutama di kota-kota besar. Namun, menurut dia, banyak yang tidak tahu bahwa teknologi digital itu mempunyai dampak buruk terhadap kejiwaan.

"Hasil riset kejiwaan ada temuan baru di mana orang yang memiliki gangguan jiwa baru itu diakibatkan oleh perilaku baru akibat media sosial. 25 persen itu ternyata kronis. Dan ternyata pria lebih banyak," ujar dr Meta saat menjadi pembicara dalam sesi materi Pengkajian Ramadhan di Fakultas FKIP Uhamka, Jakarta Timur, Senin (28/5) malam.

Dia mengatakan bahwa ada perilaku tertentu yang dilakukan orang saat ini di mana teknologi digital itu mempengaruhi otak. Misalnya, kata dia, ada orang yang merasa bahwa ponselnyanya bergetar padahal tidak. Kemudian, lanjut dia, saat ini juga sangat sedikit orang yang mau mengisi otaknya dengan ilmu pengetahuan karena mengandalkan google.

"Apa sebabnya? Sebab orang saat ini hanya mencari sesuatu itu di google. Berbagai hal hanya cukup disimpan di google, sedangkan otaknya kosong," ucapnya.

Selain itu, menurut dia, saat ini tenologi itu juga menyebabkan munculnya gejala nomopobhia, di mana seseorang mengalami ketakutan yang berlebihan jika tidak memegang smartphone. Orang ini akan menjadi tidak rasional ketika ketinggalan handphone misalnya.

"Perilakunya akan sangat panik. Atau mereka itu akan selalu mengecek HP-nya secara terus menerus tidak berhenti. Masyarakat saat ini cemas jika tidak memegang HP,"kata dr Meta.

Ada juga masalah cybercondria, yaitu mereka yang selalu ketakuatan karena mendapat informasi dari internet tentang sesuatu, seperti masalah kesehatannya. Mereka sangat percaya informasi dari internet padahal belum tentu benar. "Orang yang kecanduan gadget, mereka cenderung cemas, depresi, dan mengalami gangguan jiwa tertentu," jelasnya.

Menurut dia, anak juga bisa mengalami gangguan belajar dan gangguan pergaulan akibat perkembangan tekonologi digital ini. Anak-anak menjadi malas dan sangat emosional, serta mudah marah.

"Ada juga penyakit adiksi media sosial. Kita suka melihat bagaimana orang yang jauh-jauh ibadah ke Makkah tetapi kerjaannya hanya upload aktivitasnya di medsos. Semua aktivitas kita selalu dimasukkan ke medsos. Ini ternyata gangguan jiwa," kata dr. Meta.

Dampak bahaya juga adalah adanya pobia sosial. Ketika di media sosial orang ini sangat aktif bahkan hyper aktif, tetapi jika ketemu dengan orang banyak secara nyata, mereka akan ketakutan. "Mereka tidak sanggup untuk bergaul dengan orang banyak. Hal lain adalah persoalan pornografi di dunia internet," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement