REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) memperlihatkan, pengeluaran terbesar orang Indonesia ditujukan untuk makanan, yakni hingga 63,87 persen. Studi ini disampaikan Guru Besar Departemen IKK Ujang Sumarwam dalam Forum Ilmiah IKK bertajuk 'Riset Terkini Perilaku Konsumen dalam Perspektif Literature Review' di Sekolah Bisnis Kampus IPB Gunung Gede, Bogor, Rabu (16/5).
Sementara itu, 14 persen pengeluaran digunakan untuk merokok baik di kalangan orang kaya maupun orang miskin. Sisanya untuk memenuhi kebutuhan protein. "Ini membuktikan orang Indonesia masih mementingkan makanan dan minuman dibanding aspek lain," ujar Ujang dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/5).
Tercatat ada 14 jenis kelompok makanan dan bahan penyegar yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia, di antaranya adalah padi-padian, umbi-umbian, ikan/udang/cumi/kerang, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan kelapa. Ujang juga menyampaikan bagaimana tren konsumsi versi generasi milenial. Menurutnya, banyak tren konsumsi masa kini yang disebabkan beberapa faktor, seperti budaya, teknologi, kebiasan, dan lingkungan sosial.
Salah satu fenomena perilaku konsumen yang ditangkap Ujang saat ini dalah kebiasaan membaca label suatu produk. Dalam risetnya berjudul Meta-Analysis Study: Reading Behavior of Food Products Label, perempuan lebih banyak membaca label. "Mereka beralasan untuk kesehatan dan ingin mengetahui kandungan gizinya," ujarnya.
Sekretaris Departemen IKK Fema IPB, Alfiasari SP menjelaskan, Forum Ilmiah IKK IPB bertujuan menyosialisasikan topik-topik pembelajaran dan keilmuan yang didiskusikan dan diteliti di IKK. Selain itu, forum berfungsi sebagai wadah untuk mengupas riset-riset terkini terkait perilaku konsumen di Indonesia.