REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bayi dari ibu hamil yang merokok lebih berisiko mengalami kelainan jantung bawaan.
"Ibu hamil yang merokok 44 persen lebih berisiko memiliki anak dengan defek septum daripada yang tidak merokok," kata Piprim dalam sebuah seminar media yang diadakan PP IDAI di Jakarta, Rabu (23/5).
Defek septum ventrikel adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang di dinding pemisah antara bilik kanan dan bilik kiri jantung. Pada kebanyakan kasus, defek septum ventrikel muncul di bagian bawah katup aorta.
Piprim mengatakan tidak ada bukti signifikan terhadap hubungan dosis respons antara kebiasaan merokok pada ibu hamil dengan penyakit jantung bawaan secara keseluruhan pada anak keturunannya. "Satu-satunya bukti terdapat efek dosis respons ditunjukkan pada defek septum," ujarnya.
Menurut Piprim, 11 persen ibu dari anak dengan penyakit jantung bawaan memiliki kebiasaan merokok selama hamil. Karena itu, mengurangi kebiasaan merokok selama hamil dapat memperbaiki luaran reproduksi dan berkontribusi terhadap penurunan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak.
Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit yang serius dan berdampak besar, yaitu rawat inap dan tindakan berulang di rumah sakit. "Salah satu pemicu penyakit jantung bawaan adalah ibu perokok dan paparan terhadap tembakau. Efek samping dari paparan tembakau adalah lahir prematur, kelainan bawaan lain dan lahir mati atau keguguran," ujarnya.