Jumat 11 May 2018 18:25 WIB

Lima Gejala Kekurangan Zat Protein

Nafsu makan yang berlebihan jadi ciri tubuh kekurangan protein.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Telur merupakan sumber protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
Foto: pixabay
Telur merupakan sumber protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Protein sangat penting bagi pertumbuhan dan perbaikan dalam tubuh manusia. Protein yang dikonsumsi ditentukan oleh ukuran masing-masing individu, tergantung pada seberapa besar dan usia.

Asupan gizi yang disarankan di Inggris untuk protein adalah 0,75 gram per kilogram berat badan per hari, atau 56 gram per hari untuk rata-rata pria. Konsumsi untuk wanita rata-rata 45 gram per hari.

Protein dapat bersumber dari produk hewani seperti daging, telur ikan, dan susu. Zat ini juga bisa berasal dari tanaman, yakni kacang dan sereal.

Tapi pernahkah memikirkan ketika tubuh kekurangan protein. Dikutip dari Express, inilah gejala tubuh kekurangan protein.

Rambut rontok

Kekurangan protein sering meninggalkan bekas pada kulit, rambut, dan kuku yang sebagian besar terbuat dari protein, kata Atli Arnatson, PhD di bidang nutrisi dari University of Iceland.

Penipisan dan warna rambut memudar, kuku rapuh, serta kulit terkelupas bisa menjadi gejala kekurangan protein. Namun, Arnatson juga mengungkapkan gejala ini hanya terlihat pada orang yang kekurangan protein dengan tingkat berat.

Baca juga: Kelapa Jadi Rahasia Sehat Jenahara Nasution

Penyakit hati berlemak

Gejala umum defisiensi protein adalah hati berlemak. Kondisi tersebut menyebabkan peradangan, jaringan parut hati, dan kemungkinan gagal hati pada penderita. Penyakit hati berlemak dapat terjadi pada kasus-kasus kegemukan atau peminum berat.

Hilangnya massa otot

Arnatson mengungkapkan ketika protein dalam pasokan rendah di tubuh, maka tubuh cenderung mengambil dari otot rangka untuk mempertahankan jaringan dan fungsi tubuh yang lebih penting. "Akibatnya, kekurangan protein menyebabkan otor mengendur seiring waktunya," tulis Arnatson.

Infeksi parah

Kekurangan protein dapat merusak sistem kekebalan tubuh, membuat infeksi lebih berbahaya. Karena tubuh tidak mampu memerangi infeksi.

Hubungan ini telah dibuktikan oleh berbagai penelitian. Salah satunya penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases. Jurnal menceritakan tikus yang diberi diet rendah protein mengalami gejala influenza lebih berat.

Nafsu makan lebih besar

Perlu makan lebih banyak, lebih teratur, juga bisa menjadi pertanda kekurangan protein. "Ketika asupan protein tidak mencukupi, tubuh berusaha mengembalikan status protein dengan meningkatkan nafsu makan, mendorong tubuh menemukan sesuatu untuk dimakan," kata Arnatson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement