Kamis 10 May 2018 14:00 WIB

Oscar Lawalata Bawa Batik Indonesia ke UNESCO

Selama sepekan 100 koleksi batik akan dipamerkan di kantor UNESCO di Paris.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Oscar Lawalata
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Oscar Lawalata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak batik diresmikan dan dikukuhkan oleh UNESCO dalam Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity tentang warisan budaya tak benda di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009, batik menjadi salah satu identitas Indonesia di kancah dunia. Hal ini mendorong seorang Oscar Lawalata berinisiatif menggelar sebuah kegiatan untuk menunjukkan kembali kekayaan, perkembangan dan sejarah batik Indonesia dengan menghubungkannya kepada pengrajin batik dan seni masa kini.

Setelah proses panjang, Oscar bersama Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation, Rumah Kreatif BUMN dan Bank Mandiri menggagas acara Batik For The World yang akan berlangsung pada 6 -12 Juni 2018 di UNESCO, Paris, Prancis. Dua tahun lamanya Oscar Lawalata menggagas konsep untuk bisa memamerkan batik di kantor pusat UNESCO di Paris ini.

Melalui acara tersebut, Oscar dengan keterlibatan para mitra beserta dua desainer Indonesia Edward Hutabarat dan Denny Wirawan, siap membawa batik ke dunia internasional Juni 2018 mendatang. ''Pemberdayaan batik ini tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri karena hasilnya tidak akan maksimal. Namun, jika kita berkolaborasi bersama-sama, maka gaung batik ini akan lebih terdengar baik di Indonesia maupun internasional,'' jelas Oscar Lawalata, dalam siaran persnya, Kamis (10/5).

Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum memperkenalkan seutuhnya batik sebagai sebuah produk artisan kebanggaan bangsa Indonesia pada delegasi dunia di UNESCO. Sehingga menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.  

''Diharapkan, hal ini mampu menggerakkan ekonomi dan meningkatkan kehidupan pembatik serta membuka lapangan kerja pada masyarakat Indonesia,'' ujar Renitasari. Sekitar 100 kain batik Indonesia yang dikurasikan bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI), Rumah Pesona Kain, dan Oscar Lawalata Culture akan dipamerkan di gedung utama kantor pusat UNESCO yang dilalui oleh ribuan orang delegasi dunia yang bekerja dan beraktivitas setiap harinya.

Di area ini akan menampilkan keragaman kekuatan motif batik-batik lawas yang khas hingga motif batik yang telah dikemas secara modern. Serangkaian kegiatan lain yang dapat dijumpai pengunjung antara lain mendatangi area pengrajin yang akan menampilkan demo proses membuat kain batik, hingga talkshow mengenai industri batik Indonesia dan perkembangannya, tradisi batik dan budayanya, serta cara memakai kain batik itu sendiri.

Rencananya acara ini akan dibuka dan diresmikan pada tanggal 6 Juni bersama Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO/KBRI yang dipimpin langsung oleh Duta Besar LBBP/Delegasi Tetap RI untuk UNESCO. Kemudian seluruh tamu akan memasuki ruangan konferensi untuk melihat kolaborasi pagelaran busana 24 koleksi karya Oscar Lawalata, Edward Hutabarat, dan Denny Wirawan yang mengangkat batik sebagai tema masing-masing koleksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement