REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sektor pariwisata Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah naik daun dalam beberapa tahun terakhir. Geliat pertumbuhan pariwisata di Lombok juga dirasakan pelaku industri wisata.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faesal mengatakan, segmentasi pariwisata halal menambah semarak khazanah pariwisata di Lombok. Menariknya, segmentasi wisata halal atau lebih tepat dikenal dengan sebutan ramah Muslim mampu bersanding dengan segmen wisata konvensional yang sudah lebih jauh berdiri.
"Kekhasan NTB, terutama Lombok, selain pariwisata konvensional juga ada pariwisata halal, apa yang kami alami selama ini, terbukti mendatangkan wisatawan luar biasa, contoh dari negara-negara tetangga," ujar Hadi di Mataram, NTB, Selasa (8/5).
Jika selama ini turis di Lombok didominasi dari Australia, mengingat segmen wisata konvensional seperti Gili Trawangan hingga Pantai Kuta, kini jumlah wisatawan terbesar di NTB justru diisi turis Malaysia dengan hadirnya segmen wisata halal.
"Ini menjadi keunikan tersendiri, (wisata) halal dan konvensional bersanding sangat indah dan tidak ada benturan," ujarnya.
Hadi menyebutkan, hampir 99 persen hotel di Lombok kini sudah memenuhi kategori hilal 1 dengan kelengkapan fasilitas ibadah, mulai dari tempat wudhu, mushala, hingga permintaan sajadah. "Kondisi ini yang membuat NTB diganjar beberapa kategori penghargaan dalam destinasi halal terbaik dunia pada 2015 dan 2016," katanya.