REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Nurhaidin Edo mengatakan, jumlah wisatawan timur tengah yang berkunjung ke NTB masih relatif kecil. Pada 2017, kata dia, jumlah wisatawan timur tengah yang datang ke NTB sekira lima persen dari total 3.508.903 wisatawan yang datang ke NTB.
Angka tersebut terdiri atas 2.078.654 wisatawan nusantara (wisnus) dan 1.430.249 wisatawan mancanegara (wisman).
Edo mengatakan, kunjungan turis timur tengah cukup jauh dibandingkan turis Malaysia, Australia, dan Eropa yang selama ini mendominasi destinasi wisata di NTB.
"Tahun lalu lima persen dari total kunjungan wisatawan. Tahun ini (2018) kita prediksi naik hingga 12 persen," ujar Edo saat rapat koordinasi BPPD NTB bertajuk Halal Tourism sebagai Strategi Mencapai Empat Juta Wisatawan di Hotel Astoria, Mataram, NTB, Senin (23/7).
Sejumlah upaya dilakukan BPPD NTB untuk bisa menggaet pasar turis timur tengah. Rencana terdekat yang akan dilakukan pada tahun ini ialah melakukan promosi di sejumlah kota di timur tengah, seperti Riyadh, Arab Saudi; Dubai, Uni Emirat Arab; Qatar; dan Kairo, Mesir.
Edo menyampaikan, promosi ini upaya bersama antara pemerintah provinsi NTB bersama Kementerian Pariwisata dan Kementerian Luar Negeri dalam mengenalkan destinasi wisata halal NTB ke timur tengah.
"Misalnya di sana ada pameran, kita coba buka stand dan pasang paket menarik. Rencana akhir tahun ini kita lakukan," lanjutnya.
Tak hanya menyasar ke mancanegara, BPPD NTB juga mencoba menggaet pasar timur tengah dengan melakukan promosi pada sejumlah agenda internasional yang ada di NTB. Edo mengatakan, BPPD NTB mendukung penuh penyelenggaraan konferensi ulama internasional di Lombok pada 26-29 Juli 2018.
"Dalam konferensi ulama internasional itu kita bisa jual paket langsung. Kecenderungannya turis timur tengah memang mencari paket wisata yang halal makanya kita siapkan," kata Edo menambahkan.