Rabu 09 May 2018 07:23 WIB

Alasan Abu Vulkanis Bikin Gatal Kulit

Abu vulkanis memiliki kandungan belerang yang tidak terukur.

Rep: Dwina Agustina/ Red: Ani Nursalikah
Abu vulkanis menutupi pepohonan pascaerupsi Gunung Sinabung di kawasan Simpang Empat, Karo, Sumatera Utara, Selasa (20/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Abu vulkanis menutupi pepohonan pascaerupsi Gunung Sinabung di kawasan Simpang Empat, Karo, Sumatera Utara, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu vulkanis yang dihasilkan erupsi gunung berapi tidak baik untuk kulit. Paparan secara langsung atau tidak langsung membuat kulit gatal berlebihan.

Abu vulkanis memiliki kandungan belerang yang tidak terukur. Hal tersebut yang membuat rasa gatal bisa timbul ketika terkena kulit.

Spesialis Kulit Juliyanti Tarigan, mengatakan, kandungan belerang pada kadar tertentu memang baik untuk kulit. Namun, kandungan yang ada di dalam debu vulkanis tidak diketahui kadarnya dan bisa saja sangat tinggi sehingga itulah yang membuat kulit gatal dan kering yang disertai rasa sakit.

"Nah, kalau kulit sudah kering, sangat mudah sekali terpapar virus, bakteri yang akan mengakibatkan bisul, gatal-gatal," ujar dokter Rumah Sakit Royal Prima Medan di acara "Vaseline Healing Project" di Karo, Sumatra Utara.

Untuk mengatasi masalah kulit yang ditimbulkan abu vulkanis ini tidak cukup dengan hanya mandi. Dengan membasuh tubuh tetap akan membuat kulit kering dan tetap menimbulkan gatal-gatal.

Cara yang bisa dilakukan dengan membuat kulit tetap lembab. Penggunaan pelembab sangat dianjurkan agar kulit tetap sehat meski berada di daerah yang terkena dampak erupsi gunung berapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement