Ahad 29 Apr 2018 18:34 WIB

Belajar dari Kecelakaan di Playground MKG

Orang tua tidak dibenarkan untuk membalaskan rasa sakit yang dialami anandanya.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Reiny Dwinanda
Oknum bapak yang menendang punggung anak berusia tujuh tahun di sebuah mal Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Foto: Youtube
Oknum bapak yang menendang punggung anak berusia tujuh tahun di sebuah mal Kelapa Gading, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Nessi Purnomo mengatakan orang tua pasti memiliki refleks untuk melindungi anak saat mendapati buah hatinya mengalami kecelakaan, tak terkecuali di taman bermain. Akan tetapi, ayah dan bunda tidak dibenarkan untuk membalaskan rasa sakit yang dialami anandanya.

"Hal pertama yang penting dilakukan adalah menenangkan anak," jelas Nesi.

Perlahan, orang tua korban dapat mencoba mengajak anak membicarakan kejadian yang dialaminya. Jika anak menangis, berikan ia waktu untuk mengekspresikan perasaannya.  Itu adalah reaksi yang wajar dari seorang anak.

Setelah tangisnya reda, cobalah menanyakan kepada anak apakah ada bagian yang sakit atau tidak. Berikan air minum dan peluklah buah hati Anda agar mereka merasa nyaman.

Setelah anak lebih tenang, upayakan untuk mengungkap kronologis kecelakaan. Dengan begitu, orang tua dapat mengajarkan pada anaknya penyebab kecelakaan.

Bisa jadi, kecelakaan terjadi semata karena kesalahan orang lain yang memang tidak disengaja. "Bisa pula karena anak kita yang tidak hati-hati," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (29/4).

Kalau kecelakaan disebabkan oleh tindakan anak lain, orang tua bisa menghampiri pelaku dan menanyakan kronologisnya. Dari situ, orang tua bisa mendapatkan perspektif dari pelaku.

Baca juga: Lakukan Ini Kalau Anak Anda Jadi Korban Insiden Playground

"Kalau masih memungkinkan, coba diomongin dan diselesaikan dengan baik. Misalnya dengan meminta anak tersebut untuk minta maaf kepada anak kita," ucap Nessi.

Kalau ada unsur kesengajaan dalam kecelakaan, Anda bisa meminta penjelasan penyebab anak berlaku demikian. Dalam proses ini, libatkan orang tua anak tersebut untuk membantu menjernihkan suasana.

"Berikan pemahaman dengan bahasa ringan bahwa yang sudah dilakukan sang anak adalah salah karena sudah membuat orang lain sakit," tutur Nesi.

Melalui proses ini, orang tua mengajarkan anak untuk berani mengakui kesalahan dan mempertahankan hak tanpa perlu bersikap reaktif. "Cara ini juga mengajarkan kedua belah pihak bahwa musti lebih hati-hati di tempat bermain maupun tempat umum lainnya," kata Nessi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement