REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia memiliki sumber pangan lokal yang miliki kandungan serat pangan tinggi dan dipercaya sangat baik untuk menjaga kesehatan. Pasalnya, serat pangan mampu melindungi tubuh dari penyakit akibat pola makan yang kurang baik, termasuk untuk penderita diabetes mellitus, penyakit jantung, kanker usus dan obesitas.
Peneliti serta pangan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sunarti menilai, salah satu sumber pangan lokal yang sudah diteliti memiliki serat pangan cukup tinggi adalah umbi garut dan umbi gembili.
Ia menuturkan, kedua umbi itu sudah dilakukan uji klinis dengan diuji cobakan pada pasien yang terkena penyakit diabetes mellitus. Sunarti mengatakan, pangan yang memiliki kadungan serat pangan tinggi umumnya mengandung indeks glikemik (IG) rendah dibawah angka 55.
Namun, kedua jenis umbi ini justru menghasilkan angka yang lebih rendah lagi. "Indek glikemik rendah sampai angka 32," kata Sunarti dalam bincang-bincang Serat Pangan Dalam Penanganan Sindrom Metabolik di Ruang perpustkaan FKKMK UGM.
Indeks Glikemik (IG) adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengindikasikan seberapa cepat karbohidrat yang terdapat dalam makanan dapat diubah jadi gula oleh tubuh manusia. Menurut Sunarti, meski kedua umbi memiliki tingkat IG rendah, rendah dan tinggi itu bergantung pula pada cara memasaknya.
Memasak bertujuan agar serat yang terkandung di dalamnya bisa larut di dalam tubuh setelah dikonsumsi. Proses pengolahan makanan bisa memengaruhi dengan pemanasan 150 derajat celcius selama 15 menit. Dengan kondisi itu, serat yang larut akan lebih banyak.
Selain itu, kedua umbi ini sangat sulit didapat karena jarang ditanam para petani. Bila dikembangkan lebih banyak, dia mengatakan, tentu sangat memberikan manfaat bagi kesehatan apalagi bagi penderita diabetes militus, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pangan impor seperti gandum. "Bisa mengangkat pangan lokal, mengurangi ketergantungan kepada gandum yang tidak semua tubuh penderita bisa cocok," ujar Sunarti.
Sunarti turut menepis anggapan sayuran memiliki serat pangan tinggi yang diperlukan tubuh. Bagi Sunarti, sayuran memiliki serat namun tidak larut dalam tubuh. Serat yang larut itu justru ada di buah-buahan dan umbi-umbian.
Serat larut, lanjut Sunarti, mampu mengendalikan absorsi makanan dan menimbulkan rasa kenyang lebih lama. Sehingga, cocok dikonsumsi para penderita diabetes militus dan mereka yang ingin menjaga berat badan (diet). "Kita tahu penderita diabetes militus itu rasa lapar lebih sering, bila tidak dibatasi akan meningkatkan kadar gulu," kata Sunarti.