Senin 23 Apr 2018 07:59 WIB

Konsumsi Buah dan Sayur Terbukti Cegah Depresi

Buah dan sayur yang tak dimasak berdampak ke kesehatan mental.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Indira Rezkisari
Konsumsi buah dan sayur secara rutin untuk menjaga kesehatan mental jiwa.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Konsumsi buah dan sayur secara rutin untuk menjaga kesehatan mental jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, OTAGO -- Buah-buah dan sayuran mentah dapat berperan dalam meningkatkan kesehatan mental. Para peneliti dari Universitas Otago, Selandia Baru, menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak produk mentah cenderung memiliki gejala depresi dan penyakit mental lebih kecil dibanding mereka yang kerap mengonsumsi makanan versi dimasak, kaleng atau olahan.

Dilansir dari Metro, Kamis (19/4), lebih dari 400 orang berusia antara 18 hingga 25 tahun menjadi responden dari studi. Mereka ditanya tentang konsumsi buah dan sayuran, termasuk varian apa yang mereka makan dan bagaimana mereka menyiapkannya. Mereka kemudian didata terkait gejala penyakit mental seperti depresi dan kecemasan.

Baca juga: Sarapan Hanya dengan Buah, Cukup Nutrisinya?

Penelitian menunjukkan, ada hubungan antara produk mentah dan kesehatan mental yang lebih baik. Para ilmuwan juga mempertimbangkan kebiasaan olahraga responden, pola makan mereka, kondisi kesehatan terbaru, etnis, jenis kelamin hingga status sosial ekonomi. Setelah mengendalikan semua faktor tersebut, mereka mengklaim, hubungan antara buah mentah dan vegan dengan hasil kesehatan mental masih signifikan positif.

Meski studi sebelumnya membahas buah dan sayur bisa meningkatkan kesehatan mental, mereka belum membedakan antara makanan mentah dan makanan olahan. "Studi kami menganjurkan, kebijakan kesehatan bisa fokus pada promosi konsumsi produk metnah dan yang tidak diolah untuk kesejahteraan optimal," tulis peneliti dalam studinya.

Buah dan sayuran yang mengandung vitamin C dan karoten sebenarnya berdampak pada kesehatan mental. Hanya, karena proses memasak atau pengalengan menyebabkan degradasi nutrisi, dampak terhadap kesehatan mental ikut terbatas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement