REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sushi sering kali diindentikkan dengan pilihan makanan sehat. Ikan, rumput laut, dan sejumput nasi, membuat sushi terasa lebih baik dari makanan lain. Namun, apa benar makanan asal Jepang itu sehat?
Ahli gizi diet terdaftar dan profesor nutrisi di Mayo Clinic Katherine Zeratsky menyatakan, sushi memang gerbang makanan sehat. Namun, ahli memperingatkan untuk tidak mengharapkan sushi bisa jadi penyebab pelangsing pinggang.
Salah satu masalah terbesar dengan sushi adalah menjaga porsi. Meskipun terlihat kecil, sushi dapat memiliki banyak kalori, satu gulungan sushi yang dipotong menjadi enam hingga sembilan potong dapat berisi sebanyak 500 kalori.
"Mata kita akan memberi tahu kita sesuatu, dan mungkin atau mungkin tidak cocok dengan apa yang terjadi secara nutrisi," ujar Zeratsky, dikutip dari Time, Ahad (22/4).
Sebagian besar kalori berasal dari beras putih yang menjadi komposisi utama. Nasi sushi, kata Zeratsky, biasanya dibuat dengan menambahkan cuka dan gula. Sedangkan gula memberi lebih banyak kalori daripada nasi.
Nasi sushi lengket manis ini juga ditepuk dan dikemas sangat banyak selama proses memasak dan peracikan. Ibaratnya memakan sushi seperti mengonsumsi setengah cangkir campuran gula dan cuka hanya dalam satu gulung.
"Sangat mudah untuk memasukkannya ke mulut Anda tanpa menyadari berapa banyak nasi yang Anda makan," kata ahli gizi diet terdaftar yang bermarkas di Fredericksburg Nancy Farrell.