Jumat 20 Apr 2018 09:35 WIB

Berpetualang Geopark Diawali Paralayang di Pantai Palangpang

Kawasan ini berada di titik utama Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Pulau Kunti, kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pulau Kunti, kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, Suasana pantai yang indah dan dikelilingi pegunungan yang rimbun dengan pepohonan menjadi pemandangan untuk menyambut pengunjung ketika tiba Pantai Palangpang, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kawasan ini berada di titik utama Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.

Untuk menjangkau pantai tersebut bisa menggunakan kendaraan roda empat maupun sepeda motor. Waktu tempuh dari Kota Sukabumi menuju Pantai Palangpang sekitar tiga jam dengan melalui akses jalan baru Loji Simpenan-Palangpang Ciemas yang masih terbilang mulus namun ada sejumlah tanjakan menantang.

Pantai Palangpang biasanya menjadi titik awal bagi pengunjung untuk berpetualang ke obyek keragaman yang ada di geopark baik geologi, hayati maupun budaya. Di tempat ini mulai banyak berdiri tempat penginapan atau guest house bagi wisatawan yang berkunjung. Harga sewa tempat penginapan bervariasi mulai dari Rp 200 ribu per malam di hari biasa hingga harganya naik di setiap momen akhir pekan.

Kelebihan lainnya, Pantai Palangpang memiliki hamparan pantai yang cukup luas dan panjang. Sehingga menjadi lokasi ideal sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan masal seperti festival budaya hajat laut. Pantai ini juga dipergunakan sebagai tempat pendaratan bagi wisata olahraga paralayang atau paramotor.

Terakhir Pantai Palampang dijadikan lokasi Geopark Ciletuh Palabuhhanratu Fun Day Towards UNESCO Global Geopark pada 15 April 2018 lalu. Dalam ajang tersebut diselenggarakan atraksi paralayang untuk menyambut diakuinya Geopark Ciletuh oleh UNESCO.

Para atlet paralayang ini secara bergantian turun dari pegunungan yang disebut Puncak Aher di sekitar Pantai Palangpang dan mendarat di dekat pantai. Sensasinya beda bila turun di pantai dibandingkan di pegunungan, ujar salah seorang penunjung yang juga atlet paralayang asal Cisarua Bogor, Adinda Zalsasari (17 tahun).

Menurut dia, angin di pantai terasa lembut dan tidak menimbulkan goyangan sehingga nyaman bagi para penikmat olahraga paralayang. Sementara bila di pegunungan biasanya terjadi goyangan.

Adinda mengaku baru setahun terakhir mencoba olahraga paralayang dan tertarik untuk terjun di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Untuk terjun tersebut ia tidak mempersiapkan hal khusus karena sudah seringkali latihan.

Atlet paralayang lainnya Dwi S asal Kabupaten Bandung mengatakan hal senada. "Karena angin pantai sehingga anginnya sangat enak beda dengan tempat lain sangat rekomendasi untuk yang lain," ujar dia, yang baru pertama kali mengikuti paralayang di Geopark Ciletuh.

Namun keberadaan paralayang di geopark ini dinilai masih memerlukan pembenahan. Terutama akses jalan untuk menuju take off di Puncak Aher yang masih berbatu.

Penyelenggara kegiatan paralayang yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Sukabumi, Ning Wahyu menuturkan, kegiatan paralayang ini untuk mempromosikan Geopark Ciletuh yang baru saja diakui UNESCO. "Pengembangan kegiatan paralayang di Ciletuh sangat layak dan bisa didalami lebih profesional," imbuh dia.

Bahkan masyarakat di sekitar Ciletuh bisa menciptakan lahan dirgantara untuk paralayang yang tingkatnya bisa skala internasional. Sehingga keberadaanya bisa terus dikembangkan dengan berbagai event atau kegiatan kejuaraan yang rutin digelar.

Ning mengaku, pengembangan geopark menjadi prioritas karena mempunyai potensi yang luar biasa. Di satu area geopark terdapat berbagai potensi yakni ada curug atau air terjun, puncak gunung dan pantai. Sehingga layak untuk dipromosikan sebagai sebagai wisata luar biasa.

Ke depan ungkap Ning Wahyu yang perlu dibenahi mengenai jaringan sinyal internet karena berpengaruh pada komunikasi. Pembenahan lainnya menyangkut peningkatan sumber daya manusia yang sebenarnya sudah mempunyai modal keterampilan yang memadai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement