Ahad 15 Apr 2018 14:42 WIB

Bisnis Busana Muslim Masih Menjanjikan

Peminatnya pun, bukan hanya di pasar lokal, tapi global

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Busana Muslim
Foto: Antara
Busana Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, Pasar busana muslim di Indonesia masih menjanjikan meskipun persaingan semakin ketat. Owner Billa, Fauziah Alwi, pada pembukaan Outlet Harmonie Ohanna dan Billa di The Saparua, Jalan Ambon, Bandung, belum lama ini, setiap tahunnya permintaan busana muslim terus bertumbuh. Bahkan, pertumbuhannya akan meningkat hingga mencapai dua sampai tiga kali lipat setiap menjelang Lebaran. Peminatnya pun, bukan hanya di pasar lokal, tapi produk busana muslim Indonesia juga disukai pasar global.

"Pasarnya masih besar. Apalagi mendekati Lebaran. Semua jenis perlengkapan busana muslim, dari kerudung, atasan, bawahan, sampai gamis, permintaannya akan naik signifikan," ujar Fauziah.

Fauziah mengatakan, untuk butik-butik busana muslim yang membidik konsumen akhir, lonjakan permintaan akan mulai terjadi sejak awal Ramadan. Permintaan akan mencapai puncaknya pada dua pekan sebelum Ramadan, setelah masa pembagian tunjangan hari raya (THR).

"Stok barang biasanya sudah dilakukan sejak awal tahun," katanya.

Terpisah menurut Direktur Sales dan Marketing Rabbani Budi Darmawan, ia optimistis kegiatan bisnis perusahaannya tetap tumbuh positif meski laju pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan.

"Kami harapkan pertumbuhan bisnis double digit pada tahun ini dari pertumbuhan tahun lalu," ujar Budi dalam sosialisasi gerakan program Ramadan di Gedung Rabbani Holding, akhir pekan lalu.

Budi menilai, persaingan di industri busana muslim semakin ketat karena banyak bermunculan produsen baru. Akan tetapi, pangsa pasar fesyen syar'i dianggap masih sangat luas dan menjanjikan. Dari 250 juta penduduk Indonesia, sekitar 87 persen memeluk agama Islam. Ia juga menganggap kompetitor sebagai pelecut untuk terus melakukan inovasi produk dan pelayanan. Hal ini sangat penting dilakukan demi menarik pelanggan.

"Kami terus melakukan inovasi produk sesuai dengan yang dibutuhkan pelanggan. Namun tetap sesuai syar'i," katanya.

Budi mengakui, kondisi ekonomi nasional yang belum pulih berdampak terhadap seluruh sektor. Namun hal ini dijadikan momentum untuk melakukan perbaikan di internal perusahaan. Sejumlah strategi, telah disiapkan agar tetap menjadi pelaku usaha yang terdepan. Khusus tahun ini akan fokus mendekat kepada pelanggan.

"Tahun ini kita ingin menyentuh hati para pelanggan melalui beragam program unggulan," katanya.

Sementara menurut Promotion Manager Rabbani Ridwanul Karim, produk untuk wanita masih mendominasi dibandingkan produk untuk laki-laki dengan komposisi 60:40. Tapi, penjualan busana untuk kaum adam menunjukan peningkatan.

"Meski kerudung perempuan masih menjadi andalan kami namun permintaan kemeja koko terus meningkat," kata Ridwanul seraya mengatakan hal ini menunjukan laki-laki juga senang berbusana muslim yang bisa dikenakan untuk beragam kegiatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement