Senin 09 Apr 2018 13:59 WIB

Tiga Hal Ini Berisiko Picu Siklus Haid tak Teratur

Penelitian mengungkap bahwa merokok, stres, dan obesitas adalah tiga faktor penyebab.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Sakit perut karena menstruasi/Ilustrasi
Foto: Corbis.com
Sakit perut karena menstruasi/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siklus haid yang tidak teratur dapat dialami perempuan kapan saja. Tapi, apabila kondisinya terus berkelanjutan, bisa jadi merupakan indikator ketidakseimbangan hormon atau komplikasi masalah kesehatan tertentu.

Penelitian mengungkap bahwa merokok, stres, dan obesitas adalah tiga faktor utama penyebabnya. Studi menganalisis data dari 4.788 perempuan yang berpartisipasi dalam Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Korea antara 2007 - 2014.

Dalam satu siklus menstruasi normal, haid biasanya berlangsung sekitar tujuh hari. Mereka yang merokok, stres berat, atau mengidap obesitas, cenderung mengalami siklus tak teratur dengan lama pendarahan lebih dari delapan hari.

Dari semua masalah kesehatan itu, yang disorot sebagai faktor risiko utama adalah obesitas. Menurut studi, perempuan dengan indeks massa tubuh 25kg/m2 memiliki risiko haid tidak teratur yang paling tinggi.

Sementara, peserta yang mengaku sedikit stres tercatat 1,74 kali lebih kecil untuk memiliki siklus haid tidak teratur daripada peserta dengan stres akut. Bagi perokok, risikonya sebesar 1,4 kali dibandingkan nonperokok.

Penelitian ini juga menunjukkan perempuan perokok lebih mungkin mengalami menopause dini. Namun, para peneliti tidak dapat mengidentifikasi hubungan langsung antara ketidakteraturan menstruasi dan konsumsi alkohol.

Siklus haid yang tidak teratur bisa menjadi tanda awal masalah ovulasi dan berdampak serius pada kesehatan. Perempuan yang sedang tidak hamil tapi terus-menerus tidak mengalami haid juga dianjurkan segera berkonsultasi dengan dokter, dikutip dari laman Daily Mail.

Sumber: http://www.dailymail.co.uk/femail/article-5592601/A-new-study-revealed-risk-factors-lead-irregular-periods.html

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement