REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Black Panther akan mengakhiri masa larangan penayangan film selama 35 tahun di Arab Saudi. Film keluaran Marvel Studio ini akan menjadi film pertama yang diperlihatkan secara publik di bioskop kerajaan sejak mereka ditutup pada 1980-an.
Dilansir dari Time, Jumat (6/4), Black Panther akan ditampilkan dalam pembukaan gala pada Rabu (18/4) di teater baru Arab Saudi, AMC, yang terletak di ibu kota negara, Riyadh. Bioskop mewah ini menawarkan 600 kursi kulit dan kamar mandi marmer.
Bioskop AMC diketahui menjadi pijakan awal Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salmen, untuk menemukan kembali dan mereformasi negara Muslim yang ultrakonservatif. Pangeran berusia 32 tahun itu menjadi terkenal pada tahun lalu setelah bertemu dengan banyak pemimpin asing dan mengenalkan liberasi tingkat tinggi. Yang juga termasuk di antaranya adalah mengizinkan perempuan Arab Saudi mengemudi.
Sebagian besar bioskop di Saudi ditutup sejak awal 1980-an setelah adopsi kode hukum agama garis keras di negara tersebut. Namun, beberapa layar bioskop yang melakukan improvisasi dan pembaharuan masih tetap bertahan. Awal tahun ini, Emoji Movie, ditampilkan di salah satu layarnya.
AMC Entertainment yang dimiliki konglomerat Cina, Dalian Wanda Group, dilaporkan berencana membuka 40 bioskop tambahan di Arab Saudi sepanjang lima tahun ke depan. Pada 2030, sebanyak 100 bioskop diprediksi akan dibuka. Industri baru ini diharapkan menciptakan sekitar 30 ribu pekerjaan.
Sejak ditayangkan pada Februari, Black Panther telah menerima lebih dari 1,2 miliar dolar AS dalam penjualan global. Pencapaian ini menjadikannya sebagai film terlaris ke-10 dalam sejarah, menurut Box Office Mojo. Black Panther juga diketahui sebagai film yang paling banyak dibincangkan di Twitter dengan total 35 juta cuitan.