Kamis 05 Apr 2018 09:03 WIB

Peneliti: Makan Pasta Baik untuk Diet

Makanan ini masih layak dimakan dalam pola makan sehari-hari.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Winda Destiana Putri
Pasta
Foto: .
Pasta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dalam jurnal BMJ Open yang diterbitkan pada 3 April kemarin, menyatakan memakan pasta tidak ada kaitannya dengan kenaikan berat badan ketika dikonsumsi sebagai bagian dari diet indeks glikemik rendah. Makanan yang memiliki indeks glikemik rendah adalah makanan yang dapat melepaskan gula secara perlahan ke dalam aliran darah.

Dilansir dari Livescience, makanan pasta memiliki indeks glikemik yang relatif rendah dibandingkan dengan biji-bijian olahan lainnya, seperti roti putih. Para peneliti menganalisis dari 29 penelitan dengan total hampir 2.500 orang yang mengonsumsi pasta sebagai bagian dari diet rendah glikemik.

Setelah 12 pekan, mereka yang berada di kelompok pasta, berat badan mereka menurun sekitar setengah kilogram, dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi karbohidrat lain. Namun walaupun ada temuan ini, para peneliti menekankan bahwa temuan hanya berlaku untuk pasta yang dimakan dalam konteks diet rendah-glikemik-indeks.

Menanggapi hal itu, seorang ahli gizi yang juga konsultan nutrisi di Pittsburgh, Amerika Serikat, Heather Mangieri mengatakan hasilnya tidak mengejutkan. Namun ia menyatakan meskipun pasta dan karbohidrat lain memiliki reputasi buruk, makanan ini masih layak dimakan dalam pola makan sehari-hari.

"Jika pasta Anda dibagi dengan benar dan dipasangkan dengan sayuran yang kaya nutrisi dan protein tanpa lemak, itu bisa menjadi pilihan yang sangat sehat," kata Mangieri. Ia menyatakan, satu porsi pasta yang tepat adalah sekitar satu cangkir pasta.

Ia juga menambahkan, orang-orang harus berhati-hati ketika mereka menggabungkan pasta dengan makanan-makanan lain seperti saus. "Pikirkan tentang itu, berapa banyak orang hanya memakan pasta? Jumlah kalori naik dengan cepat ketika pasta Anda ditutupi dengan saus krim dan dimakan dengan bakso lemak tinggi dan roti bawang putih,” tuturnya.

Sehingga, ia menyarankan ketika seseorang memakan pasta, dia harus mengingat indeks glikemik dan juga jumlah kalori dari makanan lain yang mereka tambahkan. Mangieri juga menuturkan hal penting yang dapat diingat dalam penemuan ini adalah, seseorang tak perlu memotong makanan favorit seperti pasta untuk menjaga berat badan yang sehat.

"Hal-hal yang baik datang ketika Anda belajar cara memakan makanan favorit Anda dengan cara yang membantu Anda mempertahankan berat badan yang sehat, versus merampas diri sendiri dan merasa seolah-olah Anda sedang diet," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement