REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umami atau yang juga disebut sebagai rasa gurih merupakan salah satu unsur penting rasa dalam masakan. Gurih menjadi satu dari lima rasa dasar masakan selain rasa manis, asam, pahit dan asin.
Prof. Purwiyatno Hariyadi, Ahli Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, rasa umami pertama kali ditemukan pada tahun 1908 oleh Kikunae Ikeda, ilmuwan Jepang yang mempunyai hipotesis good tastes promote digestion.
Sejak saat itu pula, rasa umami dikenal ke berbagai belahan dunia. Popularitasnya kian meningkat.
"Umami atau rasa gurih dapat diperoleh secara alami dari berbagai bahan makanan. Seperti kaldu atau sayuran," ujar Purwiyatno di kantor Ajinomoto, Kamis (29/3).
Lebih jauh Puriyatno mengatakan, dengan rasa gurihnya itu pula maka umami memberikan manfaat lebih. Yakni bermanfaat meningkatkan nafsu makan. Misalnya bagi langsia yang sulit makan.
Orang tua yang sakit membutuhkan gizi dalam jumlah banyak. Dengan nafsu makan yang baik, maka konsumsi makan pun akan meningkat. Dengan begitu gizi yang bisa didapatkan dari makanan akan terpenuhi.
Menurutnya, umami dapat menaikkan nafsu makan karena bisa meningkatkan produksi air liur yang banyak.
"Dengan begitu, ketika dikunyah dan didegradasi, mulai dinikmati orangtua dan bisa dikonsumsi lebih banyak," ujarnya.
Umami juga dapat memperlancar pencernaan pangan berprotein. Peranan umami dalam mengurangi kadar lemak pangan, tanpa mengurangi mutu citarasa pangan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
