REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemandangan yang tidak asing jika melihat seseorang asyik bermain ponsel, padahal ada lawan bicara di hadapannya. Fenomena tersebut bernama phubbing atau singkatan dari phone snubbing yang akan sangat merusak hubungan.
Phubbing bisa diartikan sebagai lebih memilih melihat ponsel ketimbang memedulikan lawan bicara. Kata tersebut memang masih terdengar asing. Hanya saja, aktivitasnya mungkin bukan sesuatu yang asing lagi. Fenomena itu memang terlihat tidak berbahaya bagi kehidupan manusia, nyatanya itu berbahaya untuk hubungan dengan orang lain.
"Ironisnya, phubbing dimaksudkan untuk menghubungkan Anda, mungkin,dengan seseorang melalui media sosial atau SMS. Tapi itu benar-benar dapat mengganggu hubungan saat ini dan orang di hadapan Anda," kata psikolog di Universitas Stanford dan Yale dan penulis dari Happiness Track Emma Seppl, dikutip dari Time, Jumat (30/3).
Beberapa penelitian menunjukkan phubbing membuat interaksi tatap muka menjadi kurang berarti. Sebuah makalah yang baru diterbitkan di Journal of Applied Social Psychology menyatakan, orang-orang yang diabaikan oleh orang yang asyik bermain ponsel akan merasa negatif.
Sedangkan penelitian yang diterbitkan Computers in Human Behavior pada 2016 menyatakan, mengirim pesan saat sedang terjadi percakapan akan membuat komunikasi tidak kurang memuaskan. Bahkan, dengan kehadiran ponsel meski tidak digunakan selama percakapan bisa mengurangi hubungan satu dengan lainnya.
Bahkan artikel yang berjudul The effects of phubbing on social interaction ditulis Karen M Douglas menyatakan phubbing mengancam empat kebutuhan dasar manusia, yaitu rasa memiliki, harga diri, keberadaan dan kendali yang bermakna. Dengan melakukan phubbing membuat orang lain merasa dikucilkan.
Hal tersebut tebukti dengan hubungan antarpasangan yang melakukan phubbing akan lebih rentan terkena depresi dan kepuasan pernikahan yang rendah. Sebab, dengan menerima telepon, maka orang yang diajak bicara lebih penting ketimbang pasangan tersebut saat bersama-sama.