Ahad 25 Mar 2018 06:34 WIB

Periodontitis, Lingkaran Setan untuk Pasien Diabetes

99 persen pasien diabetes mellitus mengalami periodontitis.

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Pasien diabetes disarankan untuk menjaga kesehatan giginya agar terhindar dari periodontitis.
Foto: wikipedia
Pasien diabetes disarankan untuk menjaga kesehatan giginya agar terhindar dari periodontitis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Periodontitis merupakan infeksi atau peradangan pada jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh kuman di dalam mulut. Meski merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut, periodontitis juga dapat menjadi mimpi buruk bagi penderita diabetes mellitus.

"(Periodontitis) itu menyebabkan lingkaran setan," ungkap spesialis penyakit dalam dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Dicky Levenus Tahapary SpPD PhD saat ditemui usai peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2018 bersama PT Unilever Indonesia melalui Pepsodent, di Jakarta.

Di satu sisi, penyakit diabetes mellitus yang tak terkontrol akan menyebabkan kadar gula darah pasien menjadi tinggi. Kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan kerusakan atau kematian pada bagian-bagian ujung pembuluh darah. Pada gusi, kerusakan ini dapat menyebabkan infkesi sangat mudah terjadi. Infeksi pada gusi (gingivitis) yang tak ditangani dapat berkembang menjadi periodontitis.

Dicky mengatakan periodontitis merupakan komplikasi yang cukup umum ditemukan pada pasien diabetes mellitus. Penelitian di RSCM menunjukkan bahwa 99 persen pasien diabetes mellitus mengalami periodontitis. Sebanyak 80 persen dari pasien tersebut mengalami periodontitis yang berat.

Bukan hanya penyakit diabetes mellitus yang dapat mendorong terjadinya periodontitis. Sebaliknya, periodontitis juga dapat menyebabkan penyakit diabetes mellitus menjadi lebih sulit dikendalikan.

"Pasien diabetes yang periodontitis lebih sulit mengontrol gula darah," tambah Dicky.

Dicky menjelaskan, peradangan pada kasus periodontitis juga dapat memicu peradangan di dalam tubuh. Di saat yang sama, dasar dari penyakit diabetes mellitus ialah peradangan kronik dengan derajat rendah. Keberadaan periodontitis akan membuat derajat peradangan kronik pada penyakit diabetes mellitus menjadi lebih tinggi.

Ketika hal ini terjadi, kinerja hormon insulin untuk menurunkan kadar gula darah akan menjadi kurang optimal. Akibatnya, kadar gula darah pasien diabetes dengan periodontitis cenderung lebih tinggi karena cukup sulit dikendalikan.

Ketika kadar gula darah tak terkontrol, risiko komplikasi yang dihadapi pasien diabetes mellitus akan menjadi lebih tinggi. Beberapa jenis komplikasi di antaranya adalah gagal ginjal dan serangan jantung.

Pasien diabetes mellitus dengan periodontitis berisiko 2-3 kali lebih besar terhadap kerusakan ginjal. Mereka juga berisiko 2-5 kali lebih besar terhadap gagal ginjal terminal.

"(Pasien diabetes mellitus dengan periodontitis) berisiko tiga kali lebih tinggi untuk meninggal akibat serangan jantung dan gagal ginjal," jelas Dicky.

Untuk itu, penting bagi pasien diabetes mellitus untuk menjaga kesehatan rongga gigi demi mencegah terjadinya periodontitis. Salah satunya adalah dengan menyikat gigi secara benar dan teratur.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Dr drg Hananto Seno SpBM MM mengatakan sikat gigi sebaiknya dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. "(Setelah sikat gigi malam) jangan makan lagi," ujar Hananto.

Namun jika pasien diabetes mellitus sudah mengalami periodontitis, ia harus mendapat penanganan yang komprehensif. Masalah periodontitis bisa diatasi dengan cara pembersihan gigi, pemberian obat kumur yang meliputi antibiotik dan antinyeri, serta pemberian obat antiradang jika diperlukan.

"Harus komprehensif (penanganannya), tidak hanya gigi saja, tapi seluruhnya (diabetesnya)," tutur Hananto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement