Rabu 21 Mar 2018 09:53 WIB

Nicholas Saputra Menikmati Jadi Juri Film

Niko selalu melihat keunikan dari tiap naskah yang masuk.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Nicholas Saputra
Foto: Reuters
Nicholas Saputra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nicholas Saputra belakangan cukup sering menjadi dewan juri dalam beberapa kompetisi film. Selama setahun, biasanya dia mendapatkan dua tawaran untuk menilai beberapa karya, termasuk dalam industri perfilman.

"Ya, kadang-kadang setahun dua kali," ujar Nico. Salah satu kompetisi yang mengajak Nico bergabung merupakan HOOQ Filmmakers Guild. Dalam memberikan nilai, dia bergabung bersama empat juri lainnya, yaitu sutradara Mouly Surya (Indonesia), Erik Matti(Filipina), serta Wasin Pokpong dan Puttipong Promasakha (Thailand).

Menjadi juri ternyata tidak mudah bagi Nico. Baginya, setiap pekerjaan memiliki kesulitan dan tantangan tersendiri. Seperti saat menentukan enam besar kompetisi HOOQ Filmmakers Guild, Nico mesti berkutat dengan 500 ringkasan naskah dari Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan India.

"Sulitlah dari 500 jadi enam, karena kita nggak cuma lihat karena harus baca satu-satu, dan lihat backround filmaker-nya juga," ujar pemeran Rangga dalam Ada Apa dengan Cinta.

Dalam proses penjurian tersebut, Nico pun telah terlibat sejak pertengahan tahun lalu. Dia mencoba melihat keunikan apa yang bisa diberikan oleh naskah-naskah yang dihadirkan.

Nico pun menilai, jika cerita yang dipilihnya mesti memiliki keaslian dan jalan cerita yang memukau. Dari 500 cerita yang masuk, terdapat enam kisah yang memikat hati Nico, yaitu Bhak (India), Suay (Thailand), Haunt Me (Singapura), How To Be A Good Girl (Singapura), Aliansi (Indonesia) dan Heaven and Hell (Indonesia).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement