REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asma adalah kondisi kesehatan yang kian banyak dihadapi anak-anak zaman sekarang. Studi baru yang diterbitkan dalam Hospital Pediatrics Journal Maret 2017 mendata peningkatan pasien rawat inap dari kalangan anak-anak yang terkena asma.
Asma bisa sangat mengancam nyawa, dilaporkan merenggut lebih dari 3.600 jiwa setiap tahunnya, ratusan di antaranya anak-anak. Ini juga menyebabkan lebih dari 300 ribu orang dewasa menghadapi gejala asma dan 136 ribu di antaranya sempat dirawat inap.
"Kunci menghadapi asma pada anak adalah dengan pengobatan tepat, dosis tepat, dan obat yang harus diminum anak setiap hari," kata Asisten Profesir di Department of Pediatrics, UConn School of Medicine, Alexander Hogan, dilansir dari News Medical Life Science, Selasa (13/3).
Hogan mengatakan perubahan kecil pada terapi atau pengobatan asma pada anak bisa meningkatkan keakuratan dokter memberikan dosis obat hingga 80 persen. Kualitas perawatan asma meningkat setelah dokter dilengkapi dengan keputusan medis yang efisien, sistem rekam jejak pasien secara tertulis dan elektronik, serta membimbing perawatan pasien secara pribadi, seperti melalui pesan elektronik lewat ponsel.
Salah satu alat pengambil keputusan yang penting, kata Hogan mewajibkan dokter menanyakan enam pertanyaan kunci ketika seorang anak melakukan kontrol asma.
Pertanyaannya adalah, berapa kali mengalami gejala asma per pekan? Berapa kali terbangun pada malam hari selama sebulan? Berapa kali menggunakan inhaler dalam sepekan?
Berapa kali asma bisa sangat menggangu Anda beraktivitas? Berapa kali asma kumat, sehingga membutuhkan kortikosteroid oral sepanjang setahun terakhir? Berapa dosis obat yang dikonsumsi setiap pekan?
"Jika dokter anak Anda tidak menanyakan pertanyaan serinci dan sekritis ini, mereka tidak mungkin bisa menentukan obat terbaik untuk anak Anda," kata Hogan.
Enam pertanyaan kunci di atas merupakan bagian penting dari teka-teki perawatan pasien asma. Keefektifan pertanyaan dan jawabannya memperbaiki frekuensi pengobatan asma 40-98 persen dan meningkatkan keakuratan obat hingga 80 persen.
Beberapa anak penderita asma hanya tergolong ringan, sehingga cukup menggunakan inhaler sesekali. Namun, anak-anak dengan asma persisten memerlukan obat pengontrol asma harian, seperti kortikosteroid inhalasi.
Kortikosteroid inhalasi yang dikonsumsi setiap hari mengurangi peradangan asma kronis. Obat ini telah terbukti menurunkan frekuensi dan tingkat eksaserbasi atau kekumatan asma.