Senin 12 Mar 2018 06:11 WIB

Survei Tunjukkan Kesenjangan Gaji Antara Perempuan dan Pria

Karyawan laki-laki yang memiliki pekerjaan bergajji tinggi empat kali lebih banyak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ratna Puspita
Pekerja perempuan (ILustrasi)
Foto: Idtimes
Pekerja perempuan (ILustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah survei yang dilakukan terhadap karyawan di Inggris menunjukkan kesenjangan gaji antara perempuan dan laki-laki. Karyawan laki-laki yang memiliki pekerjaan bergaji tinggi ternyata empat kali lebih banyak daripada pegawai perempuan.

Terdapat 681 ribu pria yang mendapatkan gaji rata-rata tahunan sebesar 100 ribu poundsterling (setara Rp 1,9 miliar) sepanjang periode 2015-2016. Sementara, hanya 179 ribu pekerja perempuan yang mencapai angka tersebut.

Laporan statistik yang diterbitkan oleh badan pemerintah Inggris, yakni Her Majestys Revenue and Customs (HMRC), juga juga menunjukkan kesenjangan gaji antara perempuan dan laki-laki terjadi pada rata-rata pendapatan dalam sebulan. Kisaran pendapatan rata-rata pekerja pria adalah 25.700 poundsterling sedangkan para perempuan hanya 20.300 poundsterling.

Penyebab perbedaan pendapatan itu disinyalir karena lebih banyak perempuan bekerja paruh waktu. Sebelumnya, serikat pekerja menyarankan peningkatan fleksibilitas pekerjaan untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

Pemimpin Partai Kesetaraan Perempuan Sophie Walker menyayangkan data pemerintah itu dan menyebutnya sebagai skandal. "Angka-angka ini menunjukkan ketidaksetaraan ekonomi yang terjadi di berbagai tingkatan. Perbedaan besar ini juga tidak hanya terbatas pada pekerjaan dengan bayaran tinggi," kata Walker, seperti dikutip dari laman Independent, Senin (12/3).

Menurutnya, perekonomian Inggris dibangun dengan anggapan bahwa perempuan berperan merawat anak atau melakukan aksi sosial tanpa kompensasi finansial. Sistem demikian, Walker menyebutkan, menghalangi peluang perempuan mencapai posisi terbaik.

Sekitar 9.000 perusahaan di Inggris telah diminta mempublikasikan data gaji tiap jenis kelamin sebelum 4 April. Perusahaan dengan lebih dari 250 karyawan diharapkan turut memikirkan tindakan spesifik untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement